Sebelum
menikah-- hampir 5 tahun lalu--, Mr dan Mrs Karmi membeli beberapa buku sebagai
persiapan mental menghadapi bahtera rumah tangga. Salah satu buku yang kami
beli berjudul Bukan Pernikahan Cinderella (BPC) karangan Iwan Januar.
Buku ini cukup bagus menurut kami, karena berbeda dengan buku-buku pernikahan
lainnya. Berasal dari kampus yang lumayan bernuansa agamis -IPB- adalah lazim
kami menerima pengetahuan tentang pernikahan dari satu sisi saja, indah,
bahagia, romantisme. Namun buku BPC menuturkan lika liku pernikahan dari
dua sisi, keindahan dan kepahitan secara baik. Tidak melenakan, tapi juga tidak
menakut-nakuti.
|
mengikat janji.. |
Bahwa
pernikahan kita memang bukan Cinderella Story, yang begitu menikah akan selalu
bahagia ever after. Mungkin memang yang kita tuju adalah pernikahan seperti
Cinderella itu, atau bahasa lebih jamaknya Sakinah Mawaddah Wa Rahmah. Namun
untuk mencapai tujuan itu, tentu lika likunya sungguh luar biasa. Mengenang persiapan
pernikahan kami, maka sejujurnya menjelang ulang tahun pernikahan yang kelima
(9 Feb 2008-9 Feb 2013) kami mengakui bahwa buku itu sungguh tepat. Ya,
pernikahan kami bukan pernikahan cinderella.
Kami
berbeda, bagai bumi dengan langit... Selain perbedaan suku dan adat yang
membentuk sifat dan karakter kami, banyak perbedaan lain yang ada di kami
berdua. Contoh kecilnya, Mrs Karmi adalah si romantis, cerewet, dan sang
sanguinis yang extrovert sedangkan Mr Karmi lebih kalem, tenang dan cenderung
introvert. Mrs Karmi mendambakan suami yang romantis, yang selalu menghujani
dengan kata-kata penuh cinta dalam puisi atau surat. Pun memimpikan kehidupan
pernikahan penuh kejutan-kejutan manis. Namun ternyata Mr Karmi jauh dari
harapan. Tidak pernah selembar surat cinta atau puisi atau apalah yang
diberikan. Kejutan satu-satunya yang pernah diberikan adalah kiriman birthday
cake saat ulangtahun Mrs Karmi ke 26 --hasil disindir-sindir berkali-kali
haha--. Kado ulangtahun pun dengan simplenya "Kamu beli sendiri aja ya,
uangnya kan udah dikasih". Hahaha..alangkah jauhnya dengan Mrs Karmi yang
selalu memikirkan dengan detail kado ataupun perayaan hari-hari istimewa.
Sebaliknya, Mr Karmi mungkin juga tidak menyana akan mendapatkan pasangan hidup
yang bawel, cerewet, brisik, "kasar" (kata lain dari lemah lembut),
padahal yang dia impikan adalah wanita lemah lembut dalam tuturkata dan
perilaku (ini cukup sering diucapkan lho hehe).
|
disinilah cinta pertama bermula.. |
..namun
horizon cinta menyatukan kami. Kepribadian seseorang itu unik, karena itu ada dalam
diri dan dibawa sampai mati. Kesalahan besar manakala kita memaksa pasangan
kita berubah sebagaimana yang kita harapkan. Yang kita bisa adalah menerima
pasangan apa adanya, dengan kekurangan dan kelebihannya. Demikianpun kami. Mrs
Karmi harus merubah mindset tentang romantisme secara total, daripada capek
tidak pernah ada usaha dari Mr Karmi, Mrs Karmi harus rela selalu aktif
menyusun kegiatan romantisme sendiri. Mr Karmi tinggal ya ya saja hahaha. Mr
Karmi juga sepertinya sudah punya jurus jitu jika istrinya lagi berulah dengan
kebawelannya. Diam adalah jurusnya. Terbukti jika sudah mengakhiri sesi
ngomel-ngomelnya maka selesailah sudah segala perkara. Sabar juga andalan Mr
Karmi menghadapi istri ajaibnya yang sangat moody dan sensi.
|
menunggu lahirnya buah hati.. |
Kami
bertengkar sebanyak kami saling berpelukan... Masa-masa awal pernikahan
nyata-nyata merupakan masa-masa paling banyak menguras energi. Segala hal yang
kurang bisa diterima akan berujung pada pertengkaran. Namun seiring masa
adaptasi itu, semakin jarang pertengkaran terjadi. Seingat kami, pertengkaran
terbesar sepanjang masa pernikahan kami adalah pada masa-masa awal memiliki
bayi. Mrs Karmi yang sendirian merawat bayi --Ibu pulang ke Kebumen untuk
mencari ART-- merasa sungguh-sungguh kelelahan, dan merasa peran Mr Karmi
sangat minim mengurangi beban itu. Sedangkan Mr Karmi sudah merasa cukup
membantu sesuai kapasitasnya --kata-katanya: "tidak mungkin kan aku
nyusuin bayi"-- merasa lelah karena Mrs Karmi memang luarbiasa sensi
karena menghadapi baby blues syndrome. Pertengkaran-pertengkaran itu entah
bagaimana justru mengikat kami lebih dekat. Karena kami jadi tahu apa yang ada
dalam pikiran pasangan masing-masing. Akhir dari pertengkaran selalu sangat
manis. Pelukan penuh cinta mencairkan segala sakit karena perbedaan pendapat.
|
|
Airmata
duka kami sama banyaknya dengan senyum dan tawa kebahagiaan. Masa lima tahun
pernikahan kami, rasanya sungguh kaya rasa. Ujian demi ujian yang kami dapat
sungguh mendewasakan kepribadian kami. Ujian sakit dan kehilangan mewarnai
perjalanan kami. Kami yang menjalin hidup dari nol, dan bertekad tidak
membebani keluarga sejak persiapan pernikahan dipaksa harus prihatin dalam
segala keterbatasan materi. Namun kebahagiaan datang satu demi satu. Mulai dari
anugrah kehadiran anak. Hidup juga lebih mudah seiring perbaikan karir dan
pendapatan. Di saat senyum mengembang, kami harus kehilangan dua kehamilan,
juga ujian sakit yang diderita Nasywa dan Mrs Karmi. Dalam untaian doa yang
pasrah, Allah menguatkan cinta kami. Kami yakin setelah airmata selalu ada
senyum dan tawa kebahagiaan. Dan, jika ada ujian penuh airmata lagi, kami lebih
yakin akan senyum dan tawa yang lebih indah yang dijanjikan untuk
keluarga kami.
Meskipun
lima tahun penikahan belum berarti apa-apa, namun lima tahun pertama ini
menanamkan pondasi kuat untuk tahun-tahun mendatang. Ada tiga hal yang menjadi
pelajaran bagi kami. Pertama, selalu jujur menjadi apa adanya dan mengatakan
apa adanya. Tidak pernah ada kepura-puraan atau rahasia di antara kami berdua.
Semua diutarakan dengan apa adanya. Jika ada hal yang tidak disukai, maka
langsung diungkapkan. Apabila ada perbedaan pendapat selalu diselesaikan
secepatnya. Pertengkaran tidak pernah berlangsung lama. Kami mempunyai kode,
bila ada salah satu yang marah maka sapaan berubah menjadi "lo dan
gw", berbeda bila keadaan normal "ayah-bunda/mamah atau sayang".
Kedua,
menjaga selalu visi dan mimpi keluarga. Kami berdua sepakat bahwa meraih
keluarga sakinah mawaddah wa rahmah adalah visi kami dalam jangka panjang. Mr
Karmi sebagai kapten kapal bertindak selayaknya imam yang senantiasa
mengingatkan tentang ibadah, serta menegakkan hal-hal yang baik pun
mengingatkan hal-hal yang kurang baik. Jika Mrs Karmi lalai, Mr Karmi selalu
mengingatkan "Kalau kamu menunda-nunda sholat, atau malas beribadah, aku
sebagai suami turut dihisab di akhirat". Sedangkan dalam hal rumah tangga
dan pendidikan anak, Mrs Karmi biasanya lebih gesit mengatur ini itu,
mengajukan proposal untuk mendapat persetujuan bersama. Kami juga terus memupuk
mimpi-mimpi besar kami, yang kami tinjau dan perbaiki sesuai kondisi.
Mimpi-mimpi itu yang menuntun kami, sehingga kami tidak keluar jalur terlalu
jauh.
|
friday night date di eatology |
Ketiga,
menjaga romantisme dan kehangatan cinta. Sebagai suami-istri yang bekerja,
tentu saja kejenuhan dan tekanan pekerjaan sering kali terbawa di rumah. Sering
juga kami membawa pekerjaan untuk dikerjakan di rumah. Kami selalu saling
support untuk pekerjaan dan karir masing-masing. Namun untuk menjaga bara api
cinta tidak meredup, kami rutin nge-date berdua. Biasanya pilihannya adalah
Jumat malam --akhir weekdays dan besoknya libur--. Sekedar makan malam, atau
nonton nyata-nyata memberi kesegaran hubungan kami, layaknya anak-anak muda
hehe. Kami juga sering sekali berkunjung ke Bogor, hanya untuk mengenang
perjalanan cinta kami. Bogor adalah kota dimana cinta kami bermula.
5 tahun ke
depan penuh tantangan. Tepat menjelang ulangtahun pernikahan ini, Allah
mengizinkan Mr Karmi naik kasta, Insya Allah menempati jabatan setingkat di
atas posisi sekarang. Kompensasi dari itu, Mr karmi harus menjalani pendidikan,
serta berpeluang ditempatkan di cabang manapun di seluruh Indonesia. Meskipun
Mrs karmi juga memiliki peluang yang sangat besar untuk juga ditempatkan di
cabang mana saja di Indonesia, namun tetap saja risiko itu seperti merubah
kenyamanan dan keajegan kehidupan kami. Beberapa target harus direvisi
sehubungan dengan itu. Masa depan juga menjadi penuh misteri. Tapi bukannya
masa depan memang selayaknya harus penuh misteri, agar kita tidak perlu mengkhawatirkannya.
Kami yakin, apa yang sudah kami pupuk selama lima tahun ini cukup kuat menjadi
dasar perjalanan lima tahun berikutnya. Bagaimana kondisi kami nantinya
--walaupun terus berdoa agar bisa selalu berkumpul bersama--, hati kami akan
selalu bersama. Kami berdua sepakat bahwa masing-masing dari kami berdua berhak
meraih karir dan pengembangan diri setinggi-tingginya, dengan support penuh
dari pasangan. Karena semua yang kami lakukan, kami kejar sesungguhnya adalah
demi keluarga
I love
you.. Kata-kata itu selalu saling kami ucapkan pada setiap saat. Juga menjelang
ulang tahun pernikahan kelima. Cinta yang tulus dari dua orang pencinta. Kami
bukan hanya suami dan istri, tapi telah menjadi sahabat, teman paling karib.
Kiranya Allah selalu menyatukan keluarga The Karmi's dalam kebahagiaan penuh
cinta. Pernikahan kita memang bukan pernikahan cinderella, namun seluruh dunia
tahu cinta kita sejati..
Cinta kita
melukiskan sejarah
Menggelarkan
cerita penuh suka cita
Sehingga
siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu
cinta kita sejati.. (Cinta Sejati- OST Habibie Ainun)