Kamis, 07 Februari 2013

Bukan Pernikahan Cinderella..


Sebelum menikah-- hampir 5 tahun lalu--, Mr dan Mrs Karmi membeli beberapa buku sebagai persiapan mental menghadapi bahtera rumah tangga. Salah satu buku yang kami beli berjudul Bukan Pernikahan Cinderella (BPC) karangan  Iwan Januar. Buku ini cukup bagus menurut kami, karena berbeda dengan buku-buku pernikahan lainnya. Berasal dari kampus yang lumayan bernuansa agamis -IPB- adalah lazim kami menerima pengetahuan tentang  pernikahan dari satu sisi saja, indah, bahagia, romantisme. Namun buku BPC  menuturkan lika liku pernikahan dari dua sisi, keindahan dan kepahitan secara baik. Tidak melenakan, tapi juga tidak menakut-nakuti.


mengikat janji..
Bahwa pernikahan kita memang bukan Cinderella Story, yang begitu menikah akan selalu bahagia ever after. Mungkin memang yang kita tuju adalah pernikahan seperti Cinderella itu, atau bahasa lebih jamaknya Sakinah Mawaddah Wa Rahmah. Namun untuk mencapai tujuan itu, tentu lika likunya sungguh luar biasa. Mengenang persiapan pernikahan kami, maka sejujurnya menjelang ulang tahun pernikahan yang kelima (9 Feb 2008-9 Feb 2013) kami mengakui bahwa buku itu sungguh tepat. Ya, pernikahan kami bukan pernikahan cinderella.

Kami berbeda, bagai bumi dengan langit... Selain perbedaan suku dan adat yang membentuk sifat dan karakter kami, banyak perbedaan lain yang ada di kami berdua. Contoh kecilnya, Mrs Karmi adalah si romantis, cerewet, dan sang sanguinis yang extrovert sedangkan Mr Karmi lebih kalem, tenang dan cenderung introvert. Mrs Karmi mendambakan suami yang romantis, yang selalu menghujani dengan kata-kata penuh cinta dalam puisi atau surat. Pun memimpikan kehidupan pernikahan penuh kejutan-kejutan manis. Namun ternyata Mr Karmi jauh dari harapan. Tidak pernah selembar surat cinta atau puisi atau apalah yang diberikan. Kejutan satu-satunya yang pernah diberikan adalah kiriman birthday cake saat ulangtahun Mrs Karmi ke 26 --hasil disindir-sindir berkali-kali haha--. Kado ulangtahun pun dengan simplenya "Kamu beli sendiri aja ya, uangnya kan udah dikasih". Hahaha..alangkah jauhnya dengan Mrs Karmi yang selalu memikirkan dengan detail kado ataupun perayaan hari-hari istimewa. Sebaliknya, Mr Karmi mungkin juga tidak menyana akan mendapatkan pasangan hidup yang bawel, cerewet, brisik, "kasar" (kata lain dari lemah lembut), padahal yang dia impikan adalah wanita lemah lembut dalam tuturkata dan perilaku (ini cukup sering diucapkan lho hehe).

disinilah cinta pertama bermula..
..namun horizon cinta menyatukan kami. Kepribadian seseorang itu unik, karena itu ada dalam diri dan dibawa sampai mati. Kesalahan besar manakala kita memaksa pasangan kita berubah sebagaimana yang kita harapkan. Yang kita bisa adalah menerima pasangan apa adanya, dengan kekurangan dan kelebihannya. Demikianpun kami. Mrs Karmi harus merubah mindset tentang romantisme secara total, daripada capek tidak pernah ada usaha dari Mr Karmi, Mrs Karmi harus rela selalu aktif menyusun kegiatan romantisme sendiri. Mr Karmi tinggal ya ya saja hahaha. Mr Karmi juga sepertinya sudah punya jurus jitu jika istrinya lagi berulah dengan kebawelannya. Diam adalah jurusnya. Terbukti jika sudah mengakhiri sesi ngomel-ngomelnya maka selesailah sudah segala perkara. Sabar juga andalan Mr Karmi menghadapi istri ajaibnya yang sangat moody dan sensi.

menunggu lahirnya buah hati..
Kami bertengkar sebanyak kami saling berpelukan... Masa-masa awal pernikahan nyata-nyata merupakan masa-masa paling banyak menguras energi. Segala hal yang kurang bisa diterima akan berujung pada pertengkaran. Namun seiring masa adaptasi itu, semakin jarang pertengkaran terjadi. Seingat kami, pertengkaran terbesar sepanjang masa pernikahan kami adalah pada masa-masa awal memiliki bayi. Mrs Karmi yang sendirian merawat bayi --Ibu pulang ke Kebumen untuk mencari ART-- merasa sungguh-sungguh kelelahan, dan merasa peran Mr Karmi sangat minim  mengurangi beban itu. Sedangkan Mr Karmi sudah merasa cukup membantu sesuai kapasitasnya --kata-katanya: "tidak mungkin kan aku nyusuin bayi"-- merasa lelah karena Mrs Karmi memang luarbiasa sensi karena menghadapi baby blues syndrome. Pertengkaran-pertengkaran itu entah bagaimana justru mengikat kami lebih dekat. Karena kami jadi tahu apa yang ada dalam pikiran pasangan masing-masing. Akhir dari pertengkaran selalu sangat manis. Pelukan penuh cinta mencairkan segala sakit karena perbedaan pendapat.


Airmata duka kami sama banyaknya dengan senyum dan tawa kebahagiaan. Masa lima tahun pernikahan kami, rasanya sungguh kaya rasa. Ujian demi ujian yang kami dapat sungguh mendewasakan kepribadian kami. Ujian sakit dan kehilangan mewarnai perjalanan kami. Kami yang menjalin hidup dari nol, dan bertekad tidak membebani keluarga sejak persiapan pernikahan dipaksa harus prihatin dalam segala keterbatasan materi. Namun kebahagiaan datang satu demi satu. Mulai dari anugrah kehadiran anak. Hidup juga lebih mudah seiring perbaikan karir dan pendapatan. Di saat senyum mengembang, kami harus kehilangan dua kehamilan, juga ujian sakit yang diderita Nasywa dan Mrs Karmi. Dalam untaian doa yang pasrah, Allah menguatkan cinta kami. Kami yakin setelah airmata selalu ada senyum dan tawa kebahagiaan. Dan, jika ada ujian penuh airmata lagi, kami lebih yakin akan  senyum dan tawa yang lebih indah yang dijanjikan untuk keluarga kami.

Meskipun lima tahun penikahan belum berarti apa-apa, namun lima tahun pertama ini menanamkan pondasi kuat untuk tahun-tahun mendatang. Ada tiga hal yang menjadi pelajaran bagi kami. Pertama, selalu jujur menjadi apa adanya dan mengatakan apa adanya. Tidak pernah ada kepura-puraan atau rahasia di antara kami berdua. Semua diutarakan dengan apa adanya. Jika ada hal yang tidak disukai, maka langsung diungkapkan. Apabila ada perbedaan pendapat selalu diselesaikan secepatnya. Pertengkaran tidak pernah berlangsung lama. Kami mempunyai kode, bila ada salah satu yang marah maka sapaan berubah menjadi "lo dan gw", berbeda bila keadaan normal "ayah-bunda/mamah atau sayang".

Kedua, menjaga selalu visi dan mimpi keluarga. Kami berdua sepakat bahwa meraih keluarga sakinah mawaddah wa rahmah adalah visi kami dalam jangka panjang. Mr Karmi sebagai kapten kapal bertindak selayaknya imam yang senantiasa mengingatkan tentang ibadah, serta menegakkan hal-hal yang baik pun mengingatkan hal-hal yang kurang baik. Jika Mrs Karmi lalai, Mr Karmi selalu mengingatkan "Kalau kamu menunda-nunda sholat, atau malas beribadah, aku sebagai suami turut dihisab di akhirat". Sedangkan dalam hal rumah tangga dan pendidikan anak, Mrs Karmi biasanya lebih gesit mengatur ini itu, mengajukan proposal untuk mendapat persetujuan bersama. Kami juga terus memupuk mimpi-mimpi besar kami, yang kami tinjau dan perbaiki sesuai kondisi. Mimpi-mimpi itu yang menuntun kami, sehingga kami tidak keluar jalur terlalu jauh. 

friday night date di eatology
Ketiga, menjaga romantisme dan kehangatan cinta. Sebagai suami-istri yang bekerja, tentu saja kejenuhan dan tekanan pekerjaan sering kali terbawa di rumah. Sering juga kami membawa pekerjaan untuk dikerjakan di rumah. Kami selalu saling support untuk pekerjaan dan karir masing-masing. Namun untuk menjaga bara api cinta tidak meredup, kami rutin nge-date berdua. Biasanya pilihannya adalah Jumat malam --akhir weekdays dan besoknya libur--. Sekedar makan malam, atau nonton nyata-nyata memberi kesegaran hubungan kami, layaknya anak-anak muda hehe. Kami juga sering sekali berkunjung ke Bogor, hanya untuk mengenang perjalanan cinta kami. Bogor adalah kota dimana cinta kami bermula.

5 tahun ke depan penuh tantangan. Tepat menjelang ulangtahun pernikahan ini, Allah mengizinkan Mr Karmi naik kasta, Insya Allah menempati jabatan setingkat di atas posisi sekarang. Kompensasi dari itu, Mr karmi harus menjalani pendidikan, serta berpeluang ditempatkan di cabang manapun di seluruh Indonesia. Meskipun Mrs karmi juga memiliki peluang yang sangat besar untuk juga ditempatkan di cabang mana saja di Indonesia, namun tetap saja risiko itu seperti merubah kenyamanan dan keajegan kehidupan kami. Beberapa target harus direvisi sehubungan dengan itu. Masa depan juga menjadi penuh misteri. Tapi bukannya masa depan memang selayaknya harus penuh misteri, agar kita tidak perlu mengkhawatirkannya. Kami yakin, apa yang sudah kami pupuk selama lima tahun ini cukup kuat menjadi dasar perjalanan lima tahun berikutnya. Bagaimana kondisi kami nantinya --walaupun terus berdoa agar bisa selalu berkumpul bersama--, hati kami akan selalu bersama. Kami berdua sepakat bahwa masing-masing dari kami berdua berhak meraih karir dan pengembangan diri setinggi-tingginya, dengan support penuh dari pasangan. Karena semua yang kami lakukan, kami kejar sesungguhnya adalah demi keluarga


 
I love you.. Kata-kata itu selalu saling kami ucapkan pada setiap saat. Juga menjelang ulang tahun pernikahan kelima. Cinta yang tulus dari dua orang pencinta. Kami bukan hanya suami dan istri, tapi telah menjadi sahabat, teman paling karib. Kiranya Allah selalu menyatukan keluarga The Karmi's dalam kebahagiaan penuh cinta. Pernikahan kita memang bukan pernikahan cinderella, namun seluruh dunia tahu cinta kita sejati..

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati.. (Cinta Sejati- OST Habibie Ainun)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar