Rabu, 16 April 2014

Umroh part 4: Masjidil Haram Mekkah

Suasana jamaah sedang thowaf..Subhanallah setiap saat selalu ramai..

Labbaik, Allahumma Labbaik. Labbaika laa syariika laka labbaik innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syariika laka..

...Aku memenuhi panggilanMu, ya Allah aku memenuhi panggilanMu. Aku memenuhi panggilanMu, tiada sekutu bagiMu, aku memenuhi panggilanMu. Sungguh segala puji dan nikmat adalah milikMu, begitu juga seluruh kerajaan, tiada sekutu bagiMu...


Kalimat talbiyah tersebut terus kami panjatkan sepanjang perjalanan dalam bus yang membawa kami meninggalkan Madinah, menuju inti dari perjalanan kami, melakukan umroh. Meninggalkan Madinah menyisakan kesedihan yang mendalam untuk kami, air mata terus menetes saat sedikit demi sedikit bus meninggalkan masjid Nabawi, meninggalkan makam Rasulullah, Raudhah, Makam Baqi, dan seluruh kota Madinah. Semoga Engkau mampukan kami untuk kembali mengunjungi Madinah ya Allah.

 Dari hotel di Madinah, kami sudah mandi dan memakai pakaian ihram, kemudian mengambil miqot di masjid bir ali (tempat ambil miqot untuk warga madinah dan sekitarnya). Selanjutnya, perjalanan menuju Mekkah. Di dalam bus kita diharapkan memperbanyak membaca talbiyah di atas, sholawat, dzikir dll, atau sekalian tidur untuk menyimpan energi, daripada ngobrol tidak tentu arah. Sepanjang perjalanan Madinah-Mekkah yang terbentang adalah gugusan gunung batu yang kering dan tandus. Hampir tidak ada kehidupan. Terbayang bagaimana beratnya dulu hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah. Dulu jalannya pasti tidak selebar dan semulus sekarang. Subhanallah betapa perjuanganmu ya Rasul demi umatmu.

Menjelang pukul 10 malam, bus memasuki kota Mekkah. Sekali lagi keharuan menyeruak. Alhamdulillah, tidak henti bersyukur atas izin-Nya, kami bisa memasuki tanah haram untuk beribadah umroh. Ibadah umroh sendiri hanya memakan waktu sekitar 3 jam, yaitu thowaf, sa'i dan tahalul. Pembimbing ibadah selain membimbing dengan doa-doa juga senantiasa mengarahkan jamaah untuk saling bergerombol, dan bersama-sama, agar tidak hilang atau tertinggal.
suasana ibadah Sa'i

Pihak travel biasanya menyediakan kesempatan umroh tambahan selama kita di Mekkah, misalnya untuk meniatkan umroh untuk orangtua atau kerabat yang sudah tua dan sulit melaksanakan umroh. Bahkan selain fasilitas tambahan itu, bila ada jamaah umroh yang ingin menambah umroh berkali-kali biasanya difasilitasi oleh pembimbing ibadah, dengan membayar fee tertentu.
  
berpose di depan Kabah, sehabis thowaf


Aktivitas selama 4 hari di Mekah, berpusat di Masjidil Haram, dengan memperbanyak ibadah sholat, dzikir, tilawah, dan doa. Selain itu, kita bisa bebas melakukan thowaf setiap waktu. Alhamdulillah bisa umroh berdua dengan suami. Romantis deh! bisa berpegangan tangan sepanjang thowaf. Berdoa bersama dipimpin dan dibimbing oleh Mr Karmi. He is trully my imam, pemimpinku di dunia, dan semoga kelak berkumpul di syurga-Nya, amiin.




interior dalam Masjidil Haram, dengan karpet hijau tebal seperti di Raudhah, akan selalu rindu..
Suasana kota Mekkah saat ini sangat tidak kondusif, karena adanya pembongkaran hotel-hotel di sekitar Masjidil Haram. Bisa dilihat di foto di bawah ini, dimana di belakang tampak alat berat yang sedang merobohkan bangunan hotel. Proses pengaturan kembali bangunan ini dalam jangka panjang akan meningkatkan layanan dan daya tampung jamaah umroh dan haji. Namun selama proses pengerjaan itu, debu dan kotoran beterbangan di mana-mana. Wajib harus kudu memakai masker setiap akan keluar dari hotel, serta harus berhati-hati sepanjang jalan karena jalan yang bisa dilalui oleh jamaah menjadi sangat padat, dan kadang harus berdesakan dengan jamaah lain.

Harus selalu memakai masker
Mr dan Mrs Karmi selalu saling mengingatkan agar tetap sehat selama ibadah umroh, dan kembali ke tanah air. Beberapa tips yang kami terapkan selama di sana adalah:
1. Hanya makan makanan yang disediakan oleh pihak katering, karena Insya Allah makanan tersebut lebih terjaga dan sesuai dengan lidah dan perut kita (menghindari diare). Makanan tersebut Insya Allah memenuhi kebutuhan kita (kebutuhan lho ya..bukan keinginan)
2. Supply tubuh dengan buah dan sayur yang cukup, kalau perlu tambahkan suplemen vitamin dan herbal (kami minum kulit manggis untuk stamina)
3. Banyak minum air putih, khususnya air zam zam. Selama di masjidil haram dan masjid Nabawi, disediakan air zam-zam dengan jumlah melimpah. Siapkan selalu botol kosong untuk membawa air zam-zam ke hotel.
4. Hindari minum air es, untuk menghindari radang tenggorokan. Air es itu termasuk segala macam sirup atau minuman yang disediakan oleh katering, maupun air zam-zam yang dingin. Pilihlah air zam-zam yang normal (ada tandanya), atau air hangat dari katering. Bila ingin manis, silakan membuat teh hangat sendiri.
5. Hindarkan jajan sembarangan. Di sekitar Masjidil Haram, bertebaran penjaja es krim, jus buah, dll yang secara tampilan sangat menggoda, terutama saat cuaca panas. Sebisa mungkin hindari membelinya, karena selain kita tidak tahu isinya, sangat berpotensi menyebabkan radang dan batuk.

Alhamdulillah dengan kontrol makanan dan minuman yang ketat, kesehatan Insya Allah terus terjaga. Oh ya satu lagi, air zam zam adalah obat yang akan menyembuhkan sesuai niatnya. Jadi, bila badan merasa lelah, atau mulai kurang nyaman, segera ambil air zam zam (yang normal ya..jangan yang Cold/dingin), duduk rapi, berdoa dalam hati sesuai keluhan kita, dan Violaaa sembuh. Subhanallah, maka nikmat Tuhan-Mu manakah yang engkau dustakan?

Selama di Mekah, momen paling indah adalah saat selesai sholat Dhuha, saat matahari di bulan Maret mulai hangat, namun angin sepoi-sepoi masih berhembus. Kami mengabadikan beberapa momen kami di masjidil Haram di bawah ini.



Selepas umroh tambahan berdua dengan Mr Karmi

Mr Karmi setelah tahalul

Alhamdulillah, tiada hentinya bersyukur, bahkan sampai detik ini, saat menulis ulang perjalanan umroh kami, masih merasakan kebahagiaan yang amat sangat. Semua ini tidak terjadi tanpa izin dan panggilan dari-Mu ya Rabb. Jangan jadikan ini kunjungan terakhir kami. Sungguh, panggil kami kembali, dan kembali, dan kembali ke rumah-Mu. Mampukan kami, dan saudara kami, dan teman-teman kami, dan kaum muslim/muslimah lainnya untuk mengunjungi Baitullah. Amiin





Selasa, 15 April 2014

Umroh part 3: Madinah City Tour


Bersama sebagian rombongan, berpose di depan hotel
Salah satu kegiatan kita selama di Madinah adalah city tour. Hampir semua tour dan travel menawarkan fasilitas ziarah atau city tour kepada jamaahnya. Pembimbing rombongan kami mengingatkan di awal, agar kegiatan ziarah ini diniatkan sebagai bagian dari mendalami sejarah Islam, yang nantinya akan meningkatkan kecintaan kita kepada Allah dan Rosul keimanan dan ketakwaan kita. Amiin.






Tujuan pertama kami adalah Masjid Quba. Masjid Quba merupakan masjid yang pertama kali didirikan pada tahun pertama Hijriah. Peletakan batu pertama masjid ini dilakukan sendiri oleh Rasulullah. Masjid Quba memiliki keutamaan sebagaimana salah satu riwayat hadits: “Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah.”

Subhanallah. Betapa beruntungnya kaum di sekitar masjid Quba saat itu. Keutamaan ini, hadir sebagai hadiah hanya untuk kaum di sekitar masjid Quba, yang dahulu merupakan golongan dari kaum Anshar yang menerima dengan tangan terbuka hijrah Rasulullah. Pada  saat kondisi tidak memungkinkan untuk melakukan umroh --karena ancama kafir Mekkah-- maka Allah memberikan hadiah istimewa kepada masjid Quba yang sama keutamaannya dengan umroh.
Di depan Masjid Quba
Selanjutnya, kami mengunjungi Pasar Kurma. Tidak tepat juga sih disebut pasar karena penjualnya hanya satu hehe. Di sekitar pasar kurma terdapat kebun kurma. Sayang saat kami datang belum musim kurma muda--yang konon baik untuk yang sedang mengharapkan keturunan--. Kita bisa juga mencicipi beragam jenis kurma. Gratis. Selain kurma tersedia juga aneka jenis oleh-oleh yang lain seperti coklat, manisan, kacang-kacangan, dll. Terkait harga, menurut beberapa teman rombongan sih lebih mahal dari di Madinah, tapi di sini unggul karena jenisnya lebih banyak, dan bisa puas mencoba sebelum memutuskan membeli atau tidak.
Kebun Kurma

Pasar Kurma
Di sekitar Madinah terdapat beberapa tempat ziarah lainnya, seperti masjid Qiblatain, kawasan perang Uhud, makam syuhada, dll. Namun karena keterbatasan waktu, rombongan kami tidak mengunjungi semua tempat. Kami segera pulang ke hotel untuk bersiap bertolak ke Mekkah.


Senin, 14 April 2014

Umroh part 2: Masjid Nabawi

Rindu kami padamu ya rasul 
Rindu tiada terperi 
Berabad jarak darimu ya rasul 
Serasa dikau di sini 
(Bimbo)

Masjid Nabawi dan Kota Madinah adalah tempat yang tepat bagi siapapun pecinta Rasulullah Muhammad SAW, dan yang merindukan hadirnya, dan mengharapkan syafaat nya kelak di hari akhir.

Ya, ketika pagi itu bus yang kami tumpangi dari Jeddah -penerbangan untuk haji dan umroh biasanya berakhir di Jeddah, dan dilanjutkan dengan bus AC selama kurang lebih 4 jam- memasuki kota Madinah, maka keharuanlah yang timbul. Semacam mereka ulang kisah-kisah yang tertulis dalam sirah nabawiah. Kota ini lah, dengan kaum Anshor nya, yang dengan bahagia menyambut hijrah Rasulullah. Kota yang kemudian ditata, dibangun, diatur langsung oleh Rasulullah. Alhamdulillah, terimakasih ya Allah atas izin-Mu, kami berdua bisa menginjakkan kaki di salah satu tanah haram-Mu.

Setelah check in di hotel dan membersihkah diri, rombongan langsung menuju ke Masjid Nabawi. Kegiatan di kota Madinah selama 3 hari ke depan berpusat di masjid ini. Masjid Nabawi memiliki banyak keutamaan. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram dimana shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya. Segala sholat yang boleh dikerjakan dikerjakanlah disini. Mulai sholat tahajud, witir, fajar, sholat wajib, dhuha, dan rawatib jangan sampai ketinggalan. Selain sholat, kami biasanya memperbanyak dzikir, doa dan tilawah.

interior masjid Nabawi
Yang utama lainnya dari masjid ini adalah Raudhah, taman surga. Raudhah adalah tempat diantara mimbar dan rumah Rosul (sekarang makam Rosul), ditandai dengan karpet tebal berwarna hijau. Di sini merupakan salah satu tempat yang mustajab untuk berdoa. Jadi, jamaah disarankan untuk sholat sunnah dan perbanyak berdoa di sini.Namanya juga tempat istimewa, bisa masuk di Raudhah merupakan perjuangan tersendiri, karena penuh sesak.

Untuk wanita disediakan waktu-waktu tertentu -selepas dhuha s.d. dhuzur dan malam selepas Isya-, untuk pria lebih leluasa di luar jadwal wanita. Jamaah wanita biasanya dikelompokkan sesuai dengan negaranya, yang terutama di atur adalah Melayu. Bukan apa-apa, pengaturan ini sebenarnya baik untuk kita, karena memberi kesempatan kita tidak berdesakakan dengan jamaah perempuan dari Arab Timur Tengah dan Afrika yang Subhanallah badan dan tenaganya berkali lipat dari kita. Disinilah kita belajar bersabar. Banyak jamaah yang tidak sabar menunggu dan memaksa masuk padahal belum gilirannya. Kalau Mrs Karmi memilih untuk sabar saja mengikuti antrian, Insya Allah kalau sudah masuk pasti akan dapat giliran. Alhamdulillah selalu bisa sholat dan berdoa di Raudhah.


kubah hijau, dimana di bawahnya terdapat makam Rasulullah

Di masjid Nabawi juga terdapat makam Rasulullah, di bawah kubah berwarna hijau, atau kalau di dalamnya ada di ujung Raudhah, dalam ruangan berpintu hijau emas. Di samping makam beliau ada makan Abu Bakar dan Umar. Di sini lah keutamaan masjid Nabawi lainnya. Kita merasaaaa dekaat dengan Rasulullah. Subhanallah. Memandang makamnya, memandang kubah hijaunya, mengucapkan salam seraya mengantri di raudhah dan sholawat yang banyak sepanjang keberadaan kita di Madinah. Rindu kami padamu ya Rosul..manusia terpilih..manusia terbaik..

Di sebelah masjid Nabawi terdapat makam para sahabat yaitu makam Baqi. Makamnya sederhana, hanya gundukan tanah sedikit. Berbeda dengan makam di Indonesia pada umumnya.

Makam Baqi

Rincian aktifitas kami setiap harinya dimulai dengan sholat malam lanjut subuh dan dhuha, baru kami kembali ke hotel untuk sarapan dan istirahat. Kembali ke masjid untuk Dzuhur, lalu kembali ke hotel untuk makan siang. Kami akan kembali ke masjid untuk ashar, lanjut magrib dan Isya. Luar biasa, nikmat sekali hidup yang hanya diisi dengan ibadah, tidak secuilpun memikirkan dunia. Komunikasi ke tanah air hanya untuk melepas rindu dengan Nasywa, sambil bertukar kabar.

Di sela-sela kegiatan ibadah, kami berdua berkeliling masjid Nabawi. Masjid ini sangat teratur, bersih, dan dijaga dengan ketat oleh para asykar. Asykar disini baik lelaki maupun perempuan terkenal ketat. Pemisahan zona perempuan dan lelaki sangat ketat, sehingga justru membuat saya selaku wanita lebih aman -sudah menjadi rahasia umum kalau lelaki di sana lebih agresif kepada wanita-. Barang bawaan ke masjid juga di jaga ketat, terutama wanita. Tas harus diperiksa ketika masuk. Tapi kita masih aman membawa handphone berkamera kok! Ya kecuali bawa kamera DLSR nan gede kali yaa baru nggak boleh hehe.

Di saat petang menjelang, atraksi menutupnya payung selasar masjid Nabawi jangan sampai terlewat. Luar biasa betapa bagusnya pengaturan di sini. Esok paginya selepas dhuha, payung akan kembali dibuka.


Sepanjang jalan pulang ke hotel, banyak pedagang "pasar kaget" yang menawarkan barang-barang untuk oleh-oleh. Urusan berbelanja ini, sebaiknya hanya sambil lalu saja, jangan sampai kita menghabiskan waktu lebih besar untuk keluar masuk toko. Sebagian pedagang bisa berbahasa indonesia, seperti "Mari mampir" "Barang bagus" "sepuluh real" dll. Mungkin memang Indonesia pangsa pasar yang empuk buat dagangan mereka. Barang seperti kurma, pakaian, pashmina di Medinah konon paling bagus dan paling murah. Entahlah, kami berusaha untuk tidak terlalu larut dalam urusan belanja. Secukupnya saja..


Mrs Karmi was wearing Basic Velvet dress from Kivitz, unbranded blazer from FO Bandung, unbranded scarf from Thamcit

Perbanyak makan buah yaa..Buah di sana lebih enak IMO

Di depan toko perlengkapan haji, tepat di depan hotel

Minggu, 13 April 2014

Umroh : preparation!

Semoga kalau Allah memberi kita kesempatan pergi ke luar negeri, 
dengan uang sendiri, 
maka negara yang pertama kita kunjungi adalah tanah haram untuk berumroh atau berhaji..


Sudah lama niat itu  dicam kan di hati Mr dan Mrs Karmi, kami ingin, perjalanan pertama kami ke luar negeri dengan biaya sendiri, adalah dalam rangka ibadah ke baitullah. Alhamdulillah, sejak dua tahun lalu, semua perjalanan ke luar negeri yang dilakukan baik oleh Mr dan Mrs Karmi, adalah dalam rangka dinas, alias gretong karena dibayarin semua akomodasinya oleh kantor. Niat umroh sudah ada sih, tapi ya niat-niat saja **ngerti kan ya, pengen dan niat, tapi ya enggak ada usaha apa-apa**

Niat  umroh semakin kuat, awal akhir 2012..
Semacam pengalaman spiritual juga, karena Mrs Karmi selepas sholat, dalam sujud, tetiba teringat dengan jelas postingan Aa Gym di facebook, yang saat itu beliau dengan "mengawal" jamaah umrohnya, dan mendoakan agar siapaun yang membaca postingan itu agar segera menyusul. Seketika itu juga jatuh air mata karena kerinduan pada rumah-Nya. Sejak saat itu, rencana umroh lebih diniati lagi. Kami rajin browsing mencari info, bahkan sampai lihat-lihat pameran umroh. Obrolan kami  berdua tidak jauh-jauh dari rencana umroh.

Yang selanjutnya penting adalah, travel apa yang harus dipakai. Pemilihan travel ini gampang-gampang susah. Apalagi jumlah travel untuk umroh itu buanyaak sekali. Paket yang ditawarkan juga beraneka rupa, dengan biaya yang bervariasi juga.
Gayung bersambut, ternyata ada teman yang menawarkan paket umroh ekonomis, yaitu dari First Travel yang kebetulan banyak dipakai oleh rekan-rekan kantor. Tapi sayang, karena kuota yang sudah penuh maka baru berangkat 2015. Lamanya..
Kemudian tiba-tiba ada teman yang lain yang ternyata menjadi agen paket umroh ekonomis juga, yaitu Pandan Harum Sakinah,berangkat tahun 2014 (Maret).
Jujur, pilihan travel ini semacam pasrah juga. Karena kita harus bayar 100% di muka, dan baru bisa berangkat tahun depan. Travelnya masih baru pula. Namun dengan budget yang kami miliki saat itu, kami berikhtiar untuk tetap daftar juga. Bismillah kami lunasi semua biaya umroh dengan berpasrah kepada Allah. Semoga memang Allah memampukan kami secara jasmani, rohani, dan biaya. Semoga semua janji-janji yang sudah ditawarkan dipenuhi semuanya.

Singkat cerita, di awal tahun 2014, barulah kami sibuk mempersiapkan rencana umroh. Yang paling pelik adalah masalah merubah nama di passport jadi 3 suku kata. Grrrrr merepotkan sekali. Tapi Alhamdulillah lagi-lagi dimudahkan karena ada kenalan Mr Karmi yang bisa bantu.
Persiapan lainnya, perbekalan. Apa yang harus dibawa ya?
Kami diuntungkan karena berangkat di bulan Maret. Konon, cuaca di Mekkah dan Madinah sedang enak-enaknya sepanjang Maret-Mei. Sudah tidak dingin sehingga tidak perlu bawa jaket tebal, tapi belum panas. Sejuk.

Berdasarkan pengalaman kami, yang kami bawa antara lain:
1. Pakailah koper yang diberi oleh travel, karena biasanya sudah seragam, dan akan memudahkan handling di bandara. Beri label yang mencolok di koper maupun tas tangan kita.
2. Obat-obatan pribadi
**ini paling penting, walaupun kita masih muda, dan belum banyak kendala, tetap saja persiapkan dengan baik obat-obatan pribadi, seperti minyak kayu putih, minyak urut kalau-kalau pegel, obat maag, obat flu, diare untuk cadangan, vitamin dll. Di sana apotik relatif tersedia, tapi siapa tahu kita sudah cocok dengan merk obat tertentu dan di sana tidak ada**
2. Pakaian
Bawalah pakaian secukupnya, selain karena keterbatasan bagasi, juga karena kita bisa mencuci baju di sana kok. Kami membawa baju-baju warna standar agak mudak dipadu padan, hitam-putih-biru. Jumlahnya sekitar 3 steel saja cukup kok. Kalau yang niat nyuci baju, bawalah detergen -semisal rinso cair- dari sini. Baju ihram untuk lelaki sudah dapat dr travel, sementara untuk wanita kami sepakat untuk memakai gamis putih. Baju-baju seperti apa yang akan kami bawa, ada di postingan-postingan berikutnya ya..
Perbekalan pakaian untuk umroh bisa dibeli di Thamrin City. Printilan semacam kaos kaki wudhu dll juga banyak tersedia di sana
3. Sepatu/Sandal
Kami tidak secara khusus membali sandal baru, melainkan memakai yang ada saja. Apalagi ternyata sandal karet  khusus umroh/haji harganya relatif mahal *rada pelit haha*. Syarat utama alas kaki harus ringan dan nyaman. Sebagian besar lebih nyaman dengan sandal merk cr**s, tp Mrs Karmi kurang cocok, sehingga pakai flat shoes nyaman saja. Toh nanti alas kaki ini sering dipakai antara masjid-hotel saja.
4. Makanan
Alhamdulillah, katering dari travel umroh biasanya masakan Indonesia. Mereka sudah punya rekanan katering orang Indonesia juga di sana. Jadi perut kita insya Allah tidak perlu bermasalah dengan makanan.
5. Al Quran, buku doa, buku agama, dll. Sebagai pegangan sekaligus untuk selingan sembari menunggu
6. Body care dan Face care
Bawalah peralatan untuk perawatan yang biasa kita pakai, usahakan dalam ukuran yang mini agar tidak repot. Jangan lupa sunblock, dan pelembab yang cukup, agar kita tidak terbakar dan tidak kering atau pecah-pecah.
7. Dll  **bawalah barang-barang lainnya yang dirasa penting, sesuaikan saja dengan keperluan pribadi

 


Tepat tanggal 5 Maret, kami berangkat.

Labbaikallahumma 'umrotan
Kami penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk beribadah umroh

Suasana terminal 2 bandara Soetta penuh sesak pagi itu, sebagian besar jamaah umroh juga.  Subhanallah memang benar adanya, animo masyarakat untuk umroh memang cukup tinggi. Perjalanan kami akan menuju Jeddah dengan transit di Bangkok dan Mumbai. Tidak sabar segera menginjakkan kaki di baitullah.