Rasanya melewati Kelok 44 itu ya Pusing :). Untung karena udara yang nyaman anak-anak tertidur pulas belum lama setelah kami mulai jalan. Jadi tidak ada adegan rewel dan anak-anak pusing hehe
Tips kalau pusing, cukup alihkan mata dengan memandang pemandangan di kiri kanan jalan. Luar biasa indah. Hamparan sawah, pohon kelapa, dan rumah khas minang. Kita juga bisa melihat Danau Maninjau di bawah, yang semakin lama semakin nampak dekat.
Berkendara di Kelok 44 artinya harus bersedia mengantri. Beberapa kelok cukup tajam dan hanya bisa dilalui satu kendaran saat bermanuver belok. Karena masih masa lebaran, pak polisi nampak siaga di beberapa titik sepanjang Kelok 44, cukup memberi rasa aman bagi pengendara.
antrian kendaraan di kelok |
Finally, kelok terakhir |
Perjalanan ke Padang kami tempuh melalui rute Lubuk Basung. Memang rute ini agak memutar, namun lebih tidak macet. Kami berusaha tidak melewati rute Bukittinggi-Padang Panjang-Padang yang dipastikan macet. Sepanjang jalan kami disuguhi dengan pemandangan sawah diselingi bukit dan perkampungan penduduk. Kemudian perjalan dilanjutkan dengan menyusuri pantai barat Sumatera Barat. Ada banyak pantai-pantai kecil di sepanjang perjalanan yang bisa disinggahi, baik pantai yang sudah dijadikan objek wisata, maupun yang masih perawan. Menjelang sore kami memasuki kota Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar