Jangan berpikir kalau malam mingguan judul di atas berarti sepasang kekasih yang menghabiskan akhir pekan di tengah dinginnya Puncak ya :) Sama sekali tidak demikian
Yang ada adalah berombongan bersama nenek dan kakek Nasywa. Alhamdulillah setelah selesai semua pengobatan nenek, kami ada waktu sedikit untuk ngadem, beristirahat di Puncak.
Berhubung Puncak sedang diguyur hujan terus menerus, maka kegiatan kami ya bener-bener istirahat saja di vila (milik kantor tentunya ;P). Baru selepas magrib, hujan sedikit reda, sehingga bisa keluar sebentar. Tujuan kami, Cimory Mountain View. Tempatnya tidak terlalu jauh, sehingga tidak macet. Selain itu, Cimory Mountain View ini memang lebih cocok didatangi malam hari. Kita bisa melihat lampu-lampu di gunung dan di bawah sana.
Alhamdulillah kami mendapat tempat duduk strategis, di posisi paling pinggir, jadi bisa puas menikmati pemandangan. Untuk makanan, kami order cemilan saja, yaitu mantau goreng, dan plater berisi sosis dan chicken wings. Minuman hangatnya kami pesan susu jahe, dan bandrek. Cocok mengusir udara dingin yang menyelusup turun dari gunung di depan kami..
Meskipun jejak hujan masih basah di semua mainan, Nasywa tetap ingin turun bermain. Beberapa anak juga asyik bermain. Tapi karena licin, dan hampir terpeleset akhirnya Nasywa mau berhenti bermain dengan sendirinya..hihi..
Beginilah cerianya rombongan kami di Cimory Mountain View.
Selain bersantai, kita juga bisa berbelanja di sini. Seluruh produk buatan Cimory tersedia di sini. Ada juga line product coklatnya, yaitu Chocomory. Lumayan juga coklatnya enak. Harganya juga bersahabat.
Tempat ini sangat recommended untuk siapapun yang ingin melewatkan akhir pekannya tak jauh dari Jakarta. Banyak orang yang ngeri dengan macetnya Puncak, sehingga urung berkunjung ke sana. Padahal kalau tau trik dan jam buka tutup jalurnya, Insya Allah nyaman-nyaman saja tuh.
Naiklah ke atas pada kisaran jam 9-11 pagi, saat kendaraan satu arah ke atas, dan turunlah setelah jam 3 sore saat kendaraan turun ke bawah. Bila bermalam mingguan saja, pergilah selepas magrib. Semakin gerimis, atau sehabis hujan, maka jalanan semakin lancar..hehe
Dan, menurut kami, tidak usah pergi sampai atas, karena potensi kemacetan lebih besar. Cari-cari saja tempat-tempat menarik yang posisinya masih dibawah At-Taawun. Salah satunya ya Cimory ini.
Selamat berwisata di Puncak, dengan bebas macet :)
Minggu, 26 Januari 2014
Sekolah Karakter Fair
Seluruh komponen sekolah karakter IHF berbahagia hari itu, hari pelaksanaan Sekolah Karakter Fair. Bagi The Karmi's ini adalah fair pertama yang kami ikuti. Kami penasaran sekali apa saja yang ada disini.
Saat pagi itu kami sampai, anak-anak sudah ramai dan bersemangat menghias tenda-tenda klub mereka. Untuk anak SD memang ada klub, semacam kegiatan ekstrakurikuler yang mereka ikuti selepas sekolah. Di Fair inilah, mereka bisa "pamer" kegiatan yang ada di klub nya, sekaligus menampilkan hasil karya mereka. Mereka sangat luarbiasa, karena percaya diri mengajak kita mampir ke klub mereka, menjelaskan apa saja kegiatan di klub mereka. Oh ya, mereka juga berani jualan lho..Yang dijual sebagian besar hasil karya mereka sendiri. Hebat..
Soccer Club.. |
Klub Musik..Gonjrang Gonjreng selama acara |
Klub menggambar |
Sebagian hasil karya anak-anak klub menggambar.. |
Koki cilik beraksi.. |
Serius mengoles toping |
Nasywa senyum malu saat Mr Karmi menjadi pembeli kue hasil karyanya |
Daerah sekitar bak pasir disulap menjadi gantungan diorama foto-foto kegiatan anak-anak TK karakter.
Numpang mejeng yaa.. |
Yang banyak menarik perhatian adalah klub berkebun. Anak-anak bercaping menjaga meja penuh tanaman. Tanaman bunga ini dijual lho..Selain itu, ada juga sesi menanam Lili Paris. Dengan hanya membayar Rp. 2 ribu, anak-anak bisa ikut menanam, dan membawa pulang hasil tanamannya.
Di stan science, anak-anak mencoba membedakan telur yang dimasukkan dalam air biasa dan air garam. Di air biasa telur tenggelam, sementara di air garam akan mengapung. Dari stan ini, anak mendapat oleh-oleh gelembung busa, yang dibuat sendiri dengan air sabun. Senangnya bermain gelembung busa..
Selain itu ada stan musik, dimana anak-anak bisa bernyanyi, atau bermain alat musik. Ibu guru memotivasi anak-anak untuk berani bernyanyi, juga ikut heboh menari bersama anak-anak mengikuti lagu. Bersyukur melihat ibu guru yang sangat memahami anak-anak seperti guru di sekolah karakter. Nasywa memilih lagu Laskar Pelangi, lagu kesukaannya.
Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang kuasa
Cinta kita di dunia..Selamanya..
Selanjutkan, kami merapat di stan prakarya, dimana anak-anak bersama orang tua bisa membuat prakarya sesuai kreasi mereka. Menggunting, melipat, mencetak, menempel, menulis dan lain lain. Nasywa membuat kartu yang dihias dengan kertas warna warni yang dicetak.Hasil karya boleh di pajang, atau dibawa pulang.
Terakhir, sebagai acara pamungkas, anak-anak menulis kesan mereka tentang acara Sekolah Karakter Fair. Mereka menulis di post it, dan ditempel di papan tulis. Semua kesannya sama, semua senang dan bahagia, seperti kami. Terimakasih Sekolah Karakter, Terimakasih Bapak dan Ibu Guru atas kerja kerasnya menyiapkan acara semeriah ini untuk anak anak. Tidak sabar menunggu acara-acara sekolah karakter selanjutnya..
Kamis, 16 Januari 2014
Floating Market Lembang..
Segala promosi apapun, pasti ada komanya, alias ada terms and condition nya. Seperti Floating Market Lembang. Kami menerima banyak rekomendasi yang bagus tentang Floating Market ini. Itulah mengapa dengan semangat, kami mampir ke sini dalam perjalanan turun dari De Ranch. Lokasi floating market, itu arah lembang menuju bandung, muter di Pasar Lembang. sekitar 200 m dari pasar, sudah terlihat gerbangnya. Antrian panjang mobil memasuki main gate sudah mengindikasikan kondisi di dalam yang padat. Harga tiket masuk lumayan mahal, 10k per orang plus mobil parkir bayar lagi. Kita akan mendapatkan welcome drink minuman sponsor, produk Nestle. Ehm sepertinya model tiket masuk - bonus product sedang menjadi tren di Bandung. Simbiosis mutualisme antara produk yang terjual dan pengelola.
Floating market cukup luas, apalagi tempat parkirnya, hampir satu lapangan bola. Begitu turun mobil Kita akan di sambut oleh deretan rumah joglo yang menjual souvenir, kaos, mainan anak, dll. Di depan mata, akan langsung tersaji danau kecil/situ yang luas. Areal makan berada di ujung situ, sehingga kita harus berjalan memutar, juga melalui jembatan bambu. Taman-taman bergaya minimalis tropis menghiasi sudut-sudut areal. Beberapa rumah joglo di bangun di pinggiran situ, bisa disewa juga. Lumayan juga ya bisa leyeh-leyeh sama keluarga.
Sayangnya, pilihan waktu kunjungan kami tidak tepat. Cuaca sedang panas-panasnya. Situ yang terbuka, dengan taman yang belum rimbun membuat kita harus ekstra berjuang mengelap peluh. Membawa payung atau topi wajib hukumnya. Entah kenapa kondisi di dalam juga penuh sekali dengan pengunjung. Butuh perjuangan untuk berjalan di antara perahu penjual makanan dan tempat duduk. Mencari tempat duduk untuk makan juga butuh perjuangan sendiri. Apalagi budaya saling serobot di negara ini masih lazim. Fiuuuh. Sempat kami memutuskan untuk langsung keluar saja, nggak tahan dengan penuhnya.
Uniknya, penjual makanan di sini bener-bener terapung. Mereka berjualan di perahu. Perahunya tertambat di "dermaga". Tempat makannya juga terapung, jadi kita bisa merasakan sensasi goyang-goyang saat makan. Menu makanannya bervariasi. Semua makanan nusantara ada. Cara pembayaran disini unik, tidak menggunakan uang cash, tapi menggunakan koin. Koin bisa dibeli di kasir. Sayangnya koin tidak bisa diuangkan kembali. Jadi cukup beli koin secukupnya yaa..
Bagi yang ingin berwisata air, tersedia perahu, kano untuk di sewa keliling situ. Cuaca yang panas mengurungkan niat kami mencoba.
Di sini juga tersedia arena bermain anak, nggak terlalu berbeda dengan De Ranch. Adaperahu ayun, face painting, mewarnai dengan media keramik, memancing, dll. Yang unik adalah arena Taman Kelinci. Dengan membayar tiket 20k per anak (dewasa bayar, kec dibawah 2 th). Anak akan mendapatkan 2 wortel yang bisa diberikan pada kelinci. Karena panas, sebagian besar kelinci memilih bersembunyi di lubangnya, tidak mau keluar meski digoda dengan wortel. Tidak mau repot, Nasywa langsung melemparkan wortelnya ke lubang kelinci. "Aku sudah kasih makan kelinci mam, kelincinya aja yang nggak mau keluar" Begitu celotehnya saat menghampiri kami di tepi pagar. Lucu! Dia ingin segera check out dari Taman Kelinci, karena setelah keluar anak-anak mendapat bonus es krim.
Pilihan waktu dan kondisi yang salah, membuat kesan kami tentang floating market Lembang tidak terlalu menyenangkan. Apalagi, menurut kami pengelola juga kurang bisa membantu menyediakan tempat yang nyaman. Misalnya, untuk areal makan seharusnya bisa di gunakan sistem gate, dan antrian tunggu dengan ruang tunggu yang nyaman. Tentu lebih manusiawi kan ketimbang saling berebut nggak jelas. Kualitas makanan juga kurang terjaga. Tidak semua "perahu" menjual makanan yang enak, pun kami tidak yakin hiegienitas makanan tersebut. Terakhir, kondisi toilet juga kurang terawat, tisu menggunung, air menggenang, tapi tidak ada petugas kebersihan yang stand by. Good Concept, Failure Management, Wrong Time and Situation. For that reasons, we wont go back to Floating Market Lembang.
Floating market cukup luas, apalagi tempat parkirnya, hampir satu lapangan bola. Begitu turun mobil Kita akan di sambut oleh deretan rumah joglo yang menjual souvenir, kaos, mainan anak, dll. Di depan mata, akan langsung tersaji danau kecil/situ yang luas. Areal makan berada di ujung situ, sehingga kita harus berjalan memutar, juga melalui jembatan bambu. Taman-taman bergaya minimalis tropis menghiasi sudut-sudut areal. Beberapa rumah joglo di bangun di pinggiran situ, bisa disewa juga. Lumayan juga ya bisa leyeh-leyeh sama keluarga.
Sayangnya, pilihan waktu kunjungan kami tidak tepat. Cuaca sedang panas-panasnya. Situ yang terbuka, dengan taman yang belum rimbun membuat kita harus ekstra berjuang mengelap peluh. Membawa payung atau topi wajib hukumnya. Entah kenapa kondisi di dalam juga penuh sekali dengan pengunjung. Butuh perjuangan untuk berjalan di antara perahu penjual makanan dan tempat duduk. Mencari tempat duduk untuk makan juga butuh perjuangan sendiri. Apalagi budaya saling serobot di negara ini masih lazim. Fiuuuh. Sempat kami memutuskan untuk langsung keluar saja, nggak tahan dengan penuhnya.
Penuhnya..Luar Biasa.. |
Salah satu perahu penjual |
Di sini juga tersedia arena bermain anak, nggak terlalu berbeda dengan De Ranch. Adaperahu ayun, face painting, mewarnai dengan media keramik, memancing, dll. Yang unik adalah arena Taman Kelinci. Dengan membayar tiket 20k per anak (dewasa bayar, kec dibawah 2 th). Anak akan mendapatkan 2 wortel yang bisa diberikan pada kelinci. Karena panas, sebagian besar kelinci memilih bersembunyi di lubangnya, tidak mau keluar meski digoda dengan wortel. Tidak mau repot, Nasywa langsung melemparkan wortelnya ke lubang kelinci. "Aku sudah kasih makan kelinci mam, kelincinya aja yang nggak mau keluar" Begitu celotehnya saat menghampiri kami di tepi pagar. Lucu! Dia ingin segera check out dari Taman Kelinci, karena setelah keluar anak-anak mendapat bonus es krim.
Pilihan waktu dan kondisi yang salah, membuat kesan kami tentang floating market Lembang tidak terlalu menyenangkan. Apalagi, menurut kami pengelola juga kurang bisa membantu menyediakan tempat yang nyaman. Misalnya, untuk areal makan seharusnya bisa di gunakan sistem gate, dan antrian tunggu dengan ruang tunggu yang nyaman. Tentu lebih manusiawi kan ketimbang saling berebut nggak jelas. Kualitas makanan juga kurang terjaga. Tidak semua "perahu" menjual makanan yang enak, pun kami tidak yakin hiegienitas makanan tersebut. Terakhir, kondisi toilet juga kurang terawat, tisu menggunung, air menggenang, tapi tidak ada petugas kebersihan yang stand by. Good Concept, Failure Management, Wrong Time and Situation. For that reasons, we wont go back to Floating Market Lembang.
Rabu, 15 Januari 2014
De Ranch Lembang..
The Karmis at De Ranch |
And hope my dreams will take me there
Where the skies are blue, to see you once again... my love.
All the seas from coast to coast
To find the place I Love The Most
Where the fields are green, to see you once again... my love.
(WestLife-My Love)
The Main Gate |
De Ranch sangat cocok sebagai tempat wisata keluarga. Lokasinya memang agak naik ke Lembang, tidak jauh dari pasar Lembang. Sebaiknya, datanglah ke De Ranch saat cuaca cerah. Sangat tidak mungkin menikmati kegiatan outdoor saat hujan kan. Lalu lintas menuju ke sana terkenal macet, sehingga lebih baik datang agak lebih pagi. Maksimal jam 9 kita harus sudah di daerah Lembang kalau mau menghindari kemacetan saat akhir pekan atau liburan. Kalau tidak, kemungkinan besar anda akan berada dalam kemacetan tak berujung.
Harga tiket masuk, hanya 5k per orang, itupun sudah dapat welcome drink, segelas susu segar. Murah pisan!. Permainan di dalam harus bayar lagi, dengan membeli karcis di kasir, dengan kisaran harga 15k. Begitu masuk ke dalam, yang ingin dilakukan adalah berfoto. Hihihihi. Mr dan Mrs Karmi asyik berfoto, sementara Nasywa sibuk menarik-narik ke area bermain. Nggak sabar katanya..
Selain kandang kuda, ada juga kandang sapi di dalam area De Ranch. Disediakan waktu tertentu untuk memberi makan sapi-sapi itu. Ada juga sapi yang diumbar di tengah lapangan. Entah mengapa seperti berada di iklan susu Anlene bersama sapi-sapi perah di New Zealand deh!
Nasywa menemukan jembatan goyang, keasyikan sendiri bolak balik memamerkan keahliannya menyeberangi jembatan yang bergoyang saat ditapaki.
Arena pertama, kami berdua naik ayunan, semacam kora-kora tapi ukuran mini. Ayunannya pada awalnya diayun sendiri sama abangnya, sampai bisa dilepas.
Dengan persuasi yang tinggi akhirnya Nasywa bersedia mencoba arena trampolin. Padahal sebenarnya dia takut hihihihi. Good Job dear! Peminat trampolin cukup banyak, sehingga harus antri dulu. Setelah sekitar 3 anak giliran Nasywa.
Sebelum memulai lompatan, Nasywa harus dipasangi segala macam alat keselamatan.Selesai memasang, mulailah tali ditarik ke atas, dan Nasywa mulai pucat hihhihi. Ayah dan mami nya selalu menyemangati dari bawah agar Nasywa berani. atu seri berlangsung hanya untuk 15 lompatan. Karena Nasywa masih belum terlalu berani, jadi Mrs Karmi sudah wanti-wanti ke abangnya agar ngayunnya pelan-pelan saja.
Done with the scary trampolin, saatnya leyeh-leyeh sambil melihat Nasywa main arena memancing. Meskipun memancing sepertinya sederhana, tapi ada juga lho anak yang kecebur masuk ke kolam karena terlalu semangat mengulurkan pancing. Untungnya tidak cedera, hanya basah saja.
Kita bisa membeli makanan dan minuman di areal De Ranch. Disediakan tempat duduk menghadap bukit untuk menikmati hidangan. Makanan favorit disini, tempe mendoan, dan tahu goreng. Minumnya susu segar. Ada juga toko souvenir, menjual kaos, cenderamata, juga aksesoris Indian. Ada juga face painting, cuma imo kurang oke hasilnya, kurang nyeni.
Yang paling panjang antriannya, apalagi kalau bukan naik kuda, dan naik kereta kuda. Karena ini liburannya Nasywa, dan dia belum berani naik kuda, maka sisa waktu kami habiskan dengan berkeliling De Ranch jalan kaki. Sesekali berhenti untuk mengabadikan suasana. Meskipun panas matahari menjelang jam 12 terik, namun udara terasa sejuk seiring angin bukit yang bertiup segar.
Wahana selanjutnya yang kami coba adalah sepeda air. Seru juga bolak balik, karena petugasnya tidak terlalu concern dengan waktu. Cuma pegal saja sih ngayuhnya hahaha..
Berjalan bertiga, bersama orang tercinta, tertawa, bercanda, dalam perjalanan jauh dari kehidupan sehari-hari kami benar-benar menjadi sesuatu yang menguatkan bonding antara kami.
Where the skies are blue, to see you once again... my love.Where the fields are green, to see you once again... my love.
Langganan:
Postingan (Atom)