Momen terbaik di bulan April 2013 bagi keluarga Karmi hadir di minggu ketiga, saat di sekolah Cikal Ceria diadakan perayaan hari Kartini. Beberapa minggu sebelumnya, sekolah sudah memberitahukan melalui edaran bahwa anak-anak diharapkan memakai baju adat, atau baju profesi. Awalnya Mrs Karmi berpikir untuk memilih baju profesi dokter untuk Nasywa, sesuai dengan cita-citanya saat ini. Namun setelah berdiskusi dengan guru PGnya, akhirnya berubah menjadi memakai baju adat Jawa. Beruntung tidak jauh dari rumah ada salon yang memang menyewakan baju adat untuk anak-anak, sekaligus merias dan sanggul. Biayanya murah saja, 85k untuk sewa+dandan. Kalau ingin sewa baju saja cukup 35k.
Momen ini hari Kartini ini sekali lagi menjadi bukti bahwa anak-anak itu menakjubkan dan kadang melebihi apa yang kita ekspektasikan. Mrs Karmi sempat ketar ketir khawatir Nasywa tidak mau didandan + disanggul, atau memakai baju adatnya karena risih atau gerah. Lha biasanya potong rambut di salon saja harus penuh bujuk rayu, apalagi ini memakai baju adat satu set. Tapi ternyata, kekhawatiran itu sirna. Berganti rasa syukur dan takjub.
Tepat pukul 6.30 kami meluncur ke salon, sudah ada antrian anak-anak yang semuanya sekolah di Cikal Ceria juga. Sambil menunggu giliran, Nasywa sarapan pagi dulu. Proses dandannya tergolong lancar. Untuk riasan mata agak susah karena bolak balik dikucek oleh Nasywa. Mungkin tidak biasa. Paling semangat saat dipakaikan lipstik dan blush-on. Pemakaian baju juga lancar. Paling sulit saat memakaikan sanggul, karena harus seprot hairspray sana sini, pakai jepit sana sini. Alhamdulillah putri jawa kecil sudah siap sebelum pukul 8.00.
Acara di Sekolah Cikal diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Ibu Kartini dan berkibarlah benderaku oleh seluruh siswa PG-TKA-TKB di area panggung yang telah siapkan. Semua anak semangat bernyanyi sambil mengibarkan bendera merah putih. Heroik banget deh menyaksikan puluhan generasi bangsa berkostum adat dari Sabang-Marauke dengan semangat menyanyikan lagu kebangsaan warisan masa perjuangan.
Acara selanjutnya adalah peragaan busana. Panggung memang sudah disetting layaknya catwalk kecil. Satu demi satu anak-anak PG melenggak lenggok di depan juri dan penonton. Ada yang luwes dan percaya diri bak model, ada yang malu-malu. Nasywa berani berjalan di panggung meskipun terlalu sebentar, hanya hormat dua kali ke juri langsung balik badan. Duh lucunya :)
Sambil menunggu peragaan busana kelas TKA-B, anak-anak PG bebas bermain.
Berpose dulu dengan Mama deh.
Eh ada sepasang pengantin Jawa nih..Nasywa-Abi..Serasinyaa :)
Tidak lupa berpose dengan sahabatnya yang cantik dengan kostum Palembang, Anza..
Namanya anak-anak, berkostum apapun tetap bermain. Termasuk Kartini cilik kami. Untungnya bawahan roknya cukup lebar sehingga tidak menghalangi pergerakan Nasywa.
Momen spesial ini, tidak lupa diabadikan di studio foto amatir dekat rumah. Gaya Nasywa mengingatkan Mrs Karmi pada masa-masa kecil saat sering memakai baju adat Jawa di kampung halaman. Like mother, like daughter :)
Sudah lewat tengah hari, namun Nasywa masih betah dengan kostum dan sanggulnya. Benar-benar menakjubkan. Sebagai orangtua rasanya puas sekali saat kita sudah all-out men-support anak. Memberi fasilitas, mendukung, merayu, dll. Menang/kalah itu bukan yang dicari, namun berusaha menyiapkan anak dengan penampilan yang terbaik memberi kepuasan tersendiri bagi orangtua. Sayang Mr Karmi berhalangan hadir karena dinas di Bandung. Tahun depan semoga ada momen lagi ya Ayah sayang, tentunya memakai baju adat padang, daerah asal Mr Karmi.