Senin, 19 November 2012

Hampir Senja di Candi Prambanan..

Hampir malam di Jogya 
Ketika keretaku tiba..


Penggalan syair lagu Sepasang Mata Bola yang populer pada masa kemerdekaan rasanya sangat pas menggambarkan suasana saat awal September lalu The Karmis menyambangi salah satu lansekap kota Yogyakarta, yaitu Candi Prambanan. Alam mulai masuk senja saat kami sampai di pelataran candi hindu terbesar dan tercantik di Indonesia ini. Walaupun tidak disengaja --efek dari silaturahmi keluarga yang molor-- ternyata pilihan suasana senja ini  cukup tepat.  Teriknya matahari sudah tidak terasa pun debu yang beterbangan di sekitar candi juga sudah mereda, bonusnya kita bisa melihat semburat jingga matahari dari pelataran candi sebelah barat.

dililit kain batik..
Kawasan wisata candi Prambanan ini telah dikembangkan dengan bagus, sehingga nyaman bagi wisatawan. Areal parkiran cukup luas. Kunjungan kami ke candi ini adalah saat peak season libur lebaran. Sehingga bisa dipastikan begitu banyaknya pengunjung yang datang. Namun semua pengunjung -dengan berbagai jenis kendaraan- dapat diakomodir dengan areal parkir yang ada. Rambu penunjuk arah di pasang dengan baik serta memudahkan wisatawan. Kami cukup mengikuti rambu yang menuntun  menuju loket pembelian tiket serta gerbang masuknya. Harga tiket masuk adalah sebesar Rp. 25.000,- per orang untuk wisatawan domestik, dan Rp. 117.000,- untuk wisatawan asing. Harga tiket masuk tersebut hanya untuk candi Prambanan saja. Apabila ingin mengunjungi candi Boko dikenakan biaya lagi. The Karmis memilih hanya candi Prambanan mengingat waktu yang sudah senja (jam buka candi hanya dari jam 6 pagi s.d 5 sore). Fasilitas toilet juga tersebar dengan baik, dengan kondisi yang bersih.

Sebelum masuk ke areal candi, pengelola mengharuskan pengunjung memakai kain batik yang telah disediakan. Kebijakan ini sangat positif selain untuk menjaga kesakralan candi --dari pakaian tidak sopan-- dan sekaligus bisa menjadi promosi batik, terutama bagi wisatawan mancanegara. Kain batik ini gratis dan harus dikembalikan pada saat keluar kompleks candi. Petugas cukup sigap menjelaskan dan bahkan membantu memakaikan kain batik melingkar di pinggang.

semburat senja di salah satu candi..
di kaki salah satu candi..
Pemandangan menakjubkan tersaji di depan mata saat mulai menapaki tangga batu menuju candi. Menurut informasi, candi Prambanan memiliki 3 candi utama yaitu Wisnu, Brahma dan Siwa dengan masing-masing satu candi pendamping. Selain itu terdapat dua candi apit, 4 candi kelir dan empat candi sudut. Jujur saja, saat di sana kita tidak ngeh juga yang mana candi mana (haha.). Bahkan kami tidak ngeh juga yang mana candi Roro Jonggrang yang terkenal sebagai legenda di balik pembuatan candi Prambanan. Kami sibuk berkeliling tanpa arah dan tentu saja sibuk mengabadikan momen. Sayangnya kamera kehabisan daya baterai sehingga pengambilan gambar kurang maksimal karena hanya mengandalkan kamera Gtab. Anak-anak luar biasa bahagianya karena bisa naik turun tangga masing-masing candi, dan berusaha melonggok ke dalam candi--yang tidak bisa terlihat karena gelap--

Mr & Mrs Karmi
Nasywa dan Om tantenya..
Berada di tengah-tengah bangunan megah hasil karya seni berabad lampau itu menimbulkan kekaguman tersendiri. Bagaimana bisa, dengan teknologi seadanya pada masa tersebut bisa menciptakan candi semegah itu. Di beberapa candi terpahat relief yang bercerita tentang Ramayana. Keagungan karya itu cukup terjaga, terlihat dari beberapa candi yang sedang dipugar karena rusak akibat gempa Jogya. Puas berkeliling kami duduk-duduk di pelataran candi sambil menikmati turunnya senja. Kami masih ingin menikmati senja Candi Prambanan, namun sayang pengelola melalui pengeras suara mengingatkan tentang waktu berkunjung yang sebentar lagi berakhir.

senja di pelataran barat candi..
Ternyata berjalan menuju pintu keluarpun tidak luput dari perhatian pengelola. Sepanjang jalan keluar yang lumayan jauh itu, pengunjung bisa memanfaatkan taman bermain mini untuk anak-anak, dan ada juga museum. Disediakan pula kereta wisata untuk berkeliling areal kompleks candi. Bagi yang menginginkan sensasi lain, disediakan persewaan kuda yang bisa dinaiki untuk berkeliling areal sekitar taman. Tentu saja juru foto instan siap sedia di setiap sudut menawarkan jasa untuk mengabadikan momen berharga. Selain itu, ada juga beberapa hewan seperti rusa di sudut-sudut taman menuju pintu keluar sebagai salah satu point of attraction. Namun sayang, kondisi hewan tersebut sangat mengenaskan dan terkesan dipaksakan karena kandang yang kurang memadai. Semoga ke depan dapat lebih diperbaiki lagi. Terakhir, deretan toko souvenir tertata apik tepat di ujung sebelum pintu keluar menawarkan souvenir khas Jogya dan candi Prambanan.

Hari sudah benar-benar gelap saat kami meninggalkan kompleks Candi Prambanan. Kunjungan singkat yang bisa memberi kepuasan tersendiri. Layak dicoba bagi keluarga muda Indonesia. Sebelum mengajak si kecil berkelana ke mancanegara, kenalkanlah dia dahulu pada khazanah budaya negaranya. Indonesia sangat kaya...






Tidak ada komentar:

Posting Komentar