|
barisan animasi warna warni bunga menyambut di gerbang |
Part 2 -dari 4- tulisan terkait Gardens by the Bay. Berjarak lebih dari 10 hari dengan tulisan part 1. Benar-benar bukan penulis yang baik...Mohon dimaafkan :)
Sebenarnya beberapa rekan dari negara lain me-request agar tulisan dalam blog ini memakai English, agar mereka bisa baca. Diam-diam itu juga menjadi obsesi saya. Tapi apa daya belum cukup pede untuk itu. Daripada malah jadi tidak tersampaikan pesannya, lebih baik tetap dengan format Bahasa.
Flower Dome merupakan salah satu consevatory di Gardens. Harga tiket untuk masuk ke Flower Dome sebesar S$ 28 (atau senilai Rp224k). Harga tersebut merupakan tiket terusan untuk dua conservatory (flower dome + cloud forest). Untuk local resident mendapatkan harga khusus sedangkan foreigner yang menginap di Marina Bay Sands dan atau menggunakan Singapore Airline berhak mendapatkan diskon 10%.
|
antrilah di loket..untuk beli tiket :) |
Kontras dengan hawa di luar yang panas, memasuki Flower Dome kita akan langsung merasa dingin. Sebagai rumah kaca terbesar di Asia Tenggara, suhu di consevatory ini dijaga sedemikian rupa sehingga cocok menjadi habitat bagi tanaman dari seantero dunia. Kolekasi tanaman di flower dome ini sangat menakjubkan. Di lantai dasar kita akan menemui tanaman yang tumbuh di daerah kering seperti kaktus. Selain itu ada juga pohon-pohon besar yang dahannya seakan menggapai langit. Membayangkan bagaimana mereka dibawa dari habitat aslinya, serta ditumbuhkan lagi di Singapura. Sungguh menakjubkan.
|
kaktus raksasa |
|
dari benua Australia |
Turun ke level bawah, kita akan disuguhi taman-taman bunga yang ditata dengan berbagai gaya, mediteran, belanda, eropa selatan, dll. Miniatur balon udara bernuansa pelangi menambah warni-warni taman.
|
betah memandangi hamparan bunga |
|
dibiarkan tumbuh sesuai aslinya.. |
Salah satu spot favorit berfoto. Hamparan rumput diselingi bunga..
Kurang afdol bila tidak berfoto..Lonely traveller harus sibuk meminta tolong orang lain untuk fotoin hehe..
Seorang teman sempat berkomentar, ngapain juga ke Gardens kebon-kebon juga, di Indonesia juga banyak. Sekali lagi, walaupun saya tidak perlu membela diri atas nama preferensi, tapi saya memang menyukai piknik, melihat-lihat tanaman, menikmati bunga. Di Indonesia pun saya -dan Mr Karmi- lebih suka kegiatan piknik outdoor daripada mall-to-mall time. Memang harga yang dibayar di Singapura amat sangat lebih mahal daripada Indonesia, but it worth the price. Bagaimana Singapura mengembangkan ide mendatangkan tanaman dari seantero dunia dan mewujudkannya dalam ruangan yang terbatas dengan cara yang spektakuler layak diapresiasi.
Rasanya sebagai orang Indonesia kita juga layak mengapresiasi usaha consevatory di negara kita, misalnya
kebun raya bogor atau
kebun raya cibodas yang dikelola oleh LIPI, atau taman bunga nusantara di Puncak. Namun dalam perspektif pribadi, pengelolaan dan pengembangan conservatory tersebut harus lebih ditingkatkan di masa mendatang. Jangan sampai kita yang kekayaan nutfah nya sangat lebih lebih dibandingkan Singapura, namun pamor green garden justru disandang negara tetangga yang memang unggul di ide dan delivery. Kita pasti bisa..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar