Pepatah Ada Gula Ada Semut benar kiranya. Dalam konteks sekolah, sekolah yang bagus akan dikerubuti oleh orangtua siswa yang haus memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Salah satunya, Sekolah Karakter Cimanggis.
Setelah tahun lalu terlambat mendaftarkan PG untuk kakak Nasywa, maka tahun ini jauh-jauh hari sudah berencana mendaftarkan sekolah untuk TKA. Karena daftar tidak bisa dilakukan melalui telpon, maka Mr dan Ms Karmi rabu kemarin meluncur ke sekolah Karakter di Jl. Raya Bogor (sebelah Giant Cimanggis). Melalui resepsionis kami diberitahu bahwa untuk tahun ajaran depan, nomor waiting list untuk TK A kakak Nasywa adalah no 51 dari kursi hanya 12 (sisa dari selisih kursi TKA 36orang dikurangi murid PG yang melanjutkan 24orang). Fantastis yaa!!!. Saking takjubnya, sampai mencandain mbaknya: "Waduh, berarti saya harus daftarin anak saya sejak lahir dong mbak??" tanpa dinyana jawaban mbaknya "Memang bu, banyak yang daftar waiting list sejak anaknya belum satu tahun" hehehe. Perburuan sekolah anak ternyata begitu menakjubkan.
Fenomena perburuan sekolah anak memang luar biasa. Beberapa tahun lalu, sempet heboh pengambilan formulir sekolah alam indonesia yang saking jomplangnya antara suppy dan demmand sehingga orangtua anak harus menginap di sekolah hanya untuk antri mengambil formulir. Untuk sekolah negeri unggulan, perburuan sekolah juga cukup dahsyat. Seorang teman yang menyekolahkan anaknya di sekolah SD unggulan di bilangan Rawamangun harus stress dengan tes masuk yang cukup padat dan "mengejutkan" untuk anak seusia itu.
Ada apa sebenarnya sampe perburuan sekolah bagus sampai segitunya?Padahal dari segi biaya, sekolah-sekolah itu bukan sekolah yang murah (kecuali yang negeri). Bahkan ada kesan semakin bonafid sekolah, semakin tinggi biaya, semakin diburu orang.
Bagi The Karmi's, alasan sederhananya antara lain karena Ms Karmi bekerja, sehingga tidak bisa sepenuhnya memantau tumbuh kembang dan pendidikan anak. Sebagai kompensasi, mau tidak mau, pemilihan sekolah terbaik diharapkan bisa membantu peran tersebut. Meskipun sejatinya pendidikan anak adalah tetap tanggung jawab orang tua, tapi dengan waktu yang terbatas mewakilkan pendidikan anak pada sekolah yang (dianggap) terbaik menjadi solusi. Selain itu, kompetisi ke depan yang semakin ketat, dunia yang akan dihadapi anak-anak kita saat mereka dewasa nanti pasti berlipat ganda lebih sulitnya dari kita sekarang. Maka membekali anak dengan pendidikan yang terbaik merupakan investasi yang semoga bisa menjadi modal "pertempuran" mereka kelak.
Bagaimana memilih sekolah yang tepat? Sejatinya itu kembali kepada visi dan misi keluarga, si anak ini mau diarahkan kemana. Bersyukur bahwa variasi jenis pendidikan di ibukota dan sekitarnya sudah semakin beragam. Yang mau lebih menekankan agama, ada. Yang mau sekolah yang lebih "fun" seperti sekolah alam, ada. Yang mau dari awal menerapkan disiplin ketat dalam hal baca tulis berhitung, ada. Mau yang bagaimana juga ada. Tinggal dipilih dan disesuaikan dengan budgetnya saja.
Pemilihan Sekolah Karakter bagi The Karmi's berawal dari jatuh cintanya Ms Karmi setelah membaca web dan testimonial sekolah yang agak beda dengan sekolah lain, lebih menekankan pada pendidikan holistik berbasis pembentukan 9 pilar karakter anak seperti self disipline, good manners, self esteem, caring with the peers dll. Saat nanti semua anak memiliki kemampuan kognitif/akademis yang kurang lebih sama -hasil dari sekolah-sekolah unggulan- maka yang menjadi penentu keberhasilan mereka adalah kepribadian/soft skill nya. Metode pengajaran juga "fun" sehingga anak selalu semangat sekolah. Apalagi testimoni tentang sekolah karakter dari beberapa ortu yang kita kenal-tetangga & teman ballet kakak Nasywa- bagus.
Saat pilihan sudah ditentukan, walaupun masih waiting list urutan yang sepertinya mustahil, maka hanya berdoa yang bisa dilakukan. Jika memang Allah mengizinkan kakak Nasywa bisa sekolah di sini pasti akan ada jalan bisa sekolah di sini. Kalo tidak TK A ya TK B kalau tidak ya SD (sudah didaftarkan SD nya sekalian hehe..). Kalau tidak, ehm meminjam judul tulisan ini, mungkin anak kedua The Karmi's nanti sejak lahir sudah didaftarkan ke sekolah ini saja hehe..
Rabu, 10 Oktober 2012
Senin, 08 Oktober 2012
Menanti yang kedua..
Tidak banyak yang tahu..kegundahan juga menghinggapi penantian yang kedua..hari-hari belakangan ini, Ms Karmi berada dalam kegundahan itu juga..Sebagian curahan hati terukir di puisi yang ditulis tanggal 2 Oktober 2012 pukul 22.06 yang baru sempet dipublish sekarang. Selamat menikmati penantian :)
Allah..malam memang belum sepi
Tapi aku ingin berdialog dengan-Mu
Memindahkan beban hati seperti waktu-waktu yang lalu
Tapi tunggu ya Allah..
Kuselesaikan tangisan airmataku
Sungguh aku ragu apakah layak airmata ini
Saat kutahu banyak wanita lain telah telah berteman lama
dengan airmata sedih dan kecewa ini
Karena rindu permata hati yang tak kunjung tiba
Sungguh bukan aku melupakan beribu bahagia yang hadir
lewat peri kecil kami, Nasywa Aqila Karmi
Bahkan karena begitu indahnya, maka aku lancang mengharapkan amanah lainnya
Bahkan sempat aku mendikte-Mu
Menargetkan masa reproduksiku berakhir pada usia 30 tahun
Menggenapkan kebahagiaan, doaku lebih menuntut jenis kelamin, di atas kesehatan
Yang aku lupa, amanah itu sungguh hanya domain-Mu
Yang aku lupa, kesadaran masa lalu mengharuskanku mendoakan satu demi satu perindu permata hati selain aku
Sungguh aku lupa..
Maka teguran-Mu begitu keras saat Kau renggut asa yang sempat bersemayam delapan minggu
Teguran-Mu terselip dalam kecewa saat garis merah tak kunjung bertambah dua
Allah, bulan ini genap enam bulan aku menanti
Maret April Mei Juni Juli Agustus September
Allah..
sebagaimana tidak layaknya aku
Malam ini aku mengetuk pintu-Mu
Bersimpuh dalam tangisku
Aku merindu dalam penantian yang kedua
Aku tahu harus menggenapkan ikhtiar
Aku tahu harus menjadi agen terbaik untuk amanah ini
Aku tahu begitu jauh dari sempurna
Dalam tangisan asa tak bertepi
Sungguh..
Aku menanti amanah-Mu yang kedua..
Allah..malam memang belum sepi
Tapi aku ingin berdialog dengan-Mu
Memindahkan beban hati seperti waktu-waktu yang lalu
Tapi tunggu ya Allah..
Kuselesaikan tangisan airmataku
Sungguh aku ragu apakah layak airmata ini
Saat kutahu banyak wanita lain telah telah berteman lama
dengan airmata sedih dan kecewa ini
Karena rindu permata hati yang tak kunjung tiba
Sungguh bukan aku melupakan beribu bahagia yang hadir
lewat peri kecil kami, Nasywa Aqila Karmi
Bahkan karena begitu indahnya, maka aku lancang mengharapkan amanah lainnya
Bahkan sempat aku mendikte-Mu
Menargetkan masa reproduksiku berakhir pada usia 30 tahun
Menggenapkan kebahagiaan, doaku lebih menuntut jenis kelamin, di atas kesehatan
Yang aku lupa, amanah itu sungguh hanya domain-Mu
Yang aku lupa, kesadaran masa lalu mengharuskanku mendoakan satu demi satu perindu permata hati selain aku
Sungguh aku lupa..
Maka teguran-Mu begitu keras saat Kau renggut asa yang sempat bersemayam delapan minggu
Teguran-Mu terselip dalam kecewa saat garis merah tak kunjung bertambah dua
Allah, bulan ini genap enam bulan aku menanti
Maret April Mei Juni Juli Agustus September
Allah..
sebagaimana tidak layaknya aku
Malam ini aku mengetuk pintu-Mu
Bersimpuh dalam tangisku
Aku merindu dalam penantian yang kedua
Aku tahu harus menggenapkan ikhtiar
Aku tahu harus menjadi agen terbaik untuk amanah ini
Aku tahu begitu jauh dari sempurna
Dalam tangisan asa tak bertepi
Sungguh..
Aku menanti amanah-Mu yang kedua..
Langganan:
Postingan (Atom)