Rabu, 26 Juni 2013

Pray for Nasywa..pelajaran untuk lebih peduli pada gigi anak..

Ada yang menggugah dalam cerita di Majalah Femina pekan lalu, tentang seorang anak bernama Nasywa (kebetulan namanya sama dengan anak kami), gadis cantik yang dalam sekejap berubah dari anak ceria menjadi anak yang lemah tak berdaya.

sebelum sakit..cantik ceria

dalam perawatan RS Borromeus Bandung

kondisi terkini
Keluhan sakit kepala yang dialami Nasywa pada November 2012 menjadi awal dari diketahuinya ada abses/infeksi nanah di otaknya. Operasi pengangkatan abses itu mengharuskan gadis kecil ini dirawat hingga kini di RS Borromeus Bandung. Uluran bantuan untuk pendanaan sangat diperlukan. Silakan mengecek info dan perkembangan terkini di di sini. Bantuan doa dan dana tentunya sangat membantu bagi Nasywa dan keluarganya. Cepat sembuh ya Nasywa..

Dari kisah Nasywa ini, dalam majalah femina, terungkap salah satu potensi mengapa bisa terjadi asbes/nanah di otak. Adalah gigi berlubang yang tidak ditangani dengan baik.Jadi gigi berlubang sekecil apapun memberi celah bagi masuknya bakteri atau virus melalui jaringan syaraf yang ada di gigi. Ini seperti pukulan yang mengingatkan saya, yang jujur saja agak teledor dalam mengecek kesehatan gigi anak. Padahal idealnya 6 bulan sekali. Kita --khususnya saya--sering berdalih bahwa gigi anak adalah gigi susu yang nantinya akan berganti. Jadi gupis-gupis atau sedikit bolong tidak perlu terlalu dikhawatirkan toh nanti akan berganti dengan gigi yang baru. Ternyata saya salah. Dari gupis dan bolong itu bisa merembet ke penyakit lain yang lebih parah. Naudzubillah.

Jadi kapan terakhir kali cek gigi anak? Ayo segera bikin janji dengan dokter gigi anak kita..

Gardens by the Bay part 2: Flower Dome..

barisan animasi warna warni bunga menyambut di gerbang
Part 2 -dari 4- tulisan terkait Gardens by the Bay. Berjarak lebih dari 10 hari dengan tulisan part 1. Benar-benar bukan penulis yang baik...Mohon dimaafkan :)

Sebenarnya beberapa rekan dari negara lain me-request agar tulisan dalam blog ini memakai English, agar mereka bisa baca. Diam-diam itu juga menjadi obsesi saya. Tapi apa daya belum cukup pede untuk itu. Daripada malah jadi tidak tersampaikan pesannya, lebih baik tetap dengan format Bahasa.

Flower Dome merupakan salah satu consevatory di Gardens. Harga tiket untuk masuk ke Flower Dome sebesar S$ 28 (atau senilai Rp224k). Harga tersebut merupakan  tiket terusan untuk dua conservatory (flower dome + cloud forest). Untuk local resident mendapatkan harga khusus sedangkan foreigner yang menginap di Marina Bay Sands dan atau menggunakan Singapore Airline berhak mendapatkan diskon 10%.



antrilah di loket..untuk beli tiket :)
Kontras dengan hawa di luar yang panas, memasuki Flower Dome kita akan langsung merasa dingin. Sebagai rumah kaca terbesar di Asia Tenggara, suhu di consevatory ini dijaga sedemikian rupa sehingga cocok menjadi habitat bagi tanaman dari seantero dunia. Kolekasi tanaman di flower dome ini sangat menakjubkan. Di lantai dasar kita akan menemui tanaman yang tumbuh di daerah kering seperti kaktus. Selain itu ada juga pohon-pohon besar yang dahannya seakan menggapai langit. Membayangkan bagaimana mereka dibawa dari habitat aslinya, serta ditumbuhkan lagi di Singapura. Sungguh menakjubkan.


kaktus raksasa

dari benua Australia
Turun ke level bawah, kita akan disuguhi taman-taman bunga yang ditata dengan berbagai gaya, mediteran, belanda, eropa selatan, dll. Miniatur balon udara bernuansa pelangi menambah warni-warni taman.

betah memandangi hamparan bunga


dibiarkan tumbuh sesuai aslinya..


Salah satu spot favorit berfoto. Hamparan rumput diselingi bunga..


Kurang afdol bila tidak berfoto..Lonely traveller harus sibuk meminta tolong orang lain untuk fotoin hehe..

Seorang teman sempat berkomentar, ngapain juga ke Gardens kebon-kebon juga, di Indonesia juga banyak. Sekali lagi, walaupun saya tidak perlu membela diri atas nama preferensi, tapi saya memang menyukai piknik, melihat-lihat tanaman, menikmati bunga. Di Indonesia pun saya -dan Mr Karmi- lebih suka kegiatan piknik outdoor daripada mall-to-mall time. Memang harga yang dibayar di Singapura amat sangat lebih mahal daripada Indonesia, but it worth the price. Bagaimana Singapura mengembangkan ide mendatangkan tanaman dari seantero dunia dan mewujudkannya dalam ruangan yang terbatas dengan cara yang spektakuler layak diapresiasi.

Rasanya sebagai orang Indonesia kita juga layak mengapresiasi usaha  consevatory di negara kita, misalnya kebun raya bogor atau kebun raya cibodas yang dikelola oleh LIPI, atau taman bunga nusantara di Puncak. Namun dalam perspektif pribadi, pengelolaan dan pengembangan conservatory tersebut harus lebih ditingkatkan di masa mendatang. Jangan sampai kita yang kekayaan nutfah nya sangat lebih lebih dibandingkan Singapura, namun pamor green garden justru disandang negara tetangga yang memang unggul di ide dan delivery. Kita pasti bisa..


Sabtu, 08 Juni 2013

Gardens by the Bay Singapore Part 1 : Arrival

Dragonfly Lake dengan view bridge dan Supertree
Tahun ini, mrs Karmi kembali mengunjungi negeri merlion. Menjadi semacam annual visit karena mengikuti kursus yang sama-sama diselenggarakan oleh STI dengan topik berbeda, waktu kursus sama 2 minggu, dan menginapnya pun sama di Amara hotel. Karenanya, pilihan menghabiskan waktu pas weekend tahun ini harus berbeda dengan tahun lalu. Apalagi memang baik Mr Karmi maupun Nasywa tidak bisa ikut karena alasan pekerjaan. Rekan sesama kursus juga mempunyai agenda masing-masing. Jadilah Mrs Karmi ngebolang sendirian.

Selalu ada yang baru di Singapura, dan pilihan jatuh ke Gardens by the Bay. Sebenarnya tahun lalu juga sebenarnya Gardens sudah ada, cuma dulu tidak punya waktu lebih dan lebih memilih lihat patung merlion dan pergi ke Sentosa. Nah tahun ini barulah kesampaian melihat isi bangunan unik yang katanya memenangkan world design untuk bangunan. Memang unik sih. Jika kita melintas di Marina drive kompleks bangunan Gardens memang menonjol. Ada 2 dome besar yang bersebelahan yaitu conservatory serta beberapa "pohon" besar yang menjulang tinggi yaitu super tree.

Bagaimana ke Gardens? Thanks God I am in Singapore. Semuanya mudah dicari dan dicapai di Singapore, cukup googling dan catat rute MRT ke sana. peta SMRT  bisa di dapat di web SMRT atau minta saja map kecil di kantor stasiun MRT. Untuk ke Gardens, dari manapun kita, pilihlah rute North South Line (merah) menuju Marina Bay stasiun paling akhir dari line merah ini. Setelah turun pilihan pintu exit A, atau ikuti saja penunjuk arah yang terpasang dimana-mana. Tapi kita tidak perlu keluar dari stasiun, melainkan melanjutkan perjalanan dengan circle line CE. Circle line ini tidak ada di peta SMRT, pun tidak ada di web Gardens. Tapi tidak perlu bingung, karena memang penunjuk arahnya menyebutkan kita pilih CE ini. Setelah menunggu beberapa saat, MRT datang. Ukurannya memang lebih pendek, karena CE ini hanya melayani 3 stasiun di kawasan Marina Bay saja Marina Bay-Bay Front-Promenade. Untuk ke Gardens, kita turun di Bay Front, dan exit di pintu BCD.

It was really HOT, outside Bay Front MRT
Keluar dari Bay Front stasiun, panas matahari langsung memanggang kulit. Kita harus berjalan sekitar 50 m ditengah lapangan kosong yang panas betul --padahal mrs Karmi sampai sini sekitar jam 10 pagi-- Fiuuuh. Sunblock, Sun glasses, Payung dan air minum wajib hukumnya dibawa kalau mau ke sini. Pakailah pakaian berbahan katun yang menyerap keringat. Serta jangan pake high heels, kecuali jika rela kaki pegel-pegel selepas dari sini hehe.




Memasuki kompleks Gardens, yang pertama kita jumpai adalah Dragonfly lake. Semacam danau dengan walking track di kedua sisinya. Tanaman di sekeliling danau nampaknya dibiarkan alami dan liar. Beberapa tanaman perdu dibiarkan tumbuh hingga menutupi sebagian walking track. Mungkin agar para dragonfly betah hidup disini.  Tapi sayangnya, menunggu 10 menit di bawah matahari yang panas, tidak ada satupun dragonfly yang muncul. Sepertinya dragonfly nya takut keluar saat panas terik, takut gosong hehe


gak ketemu dragonfly euy


tanaman dibiarkan liar

meskipun tampak hijau, tapi sebenarnya panas :)
Dari dragonfly lake, Gardens menyediakan shuttle car, menuju super tree dan conservatory. Tapi tidak gratis, melainkan harus bayar S$ 2. Bisa aja emang Gardens nyari uang hihi. Padahal sebenarnya kalau mau berjalan kaki, jaraknya dekat sekali. Tinggal berjalan lurus dan naik jembatan yang melintas di atas dragonfly lake sampailah kita ke supertree, lalu jalan sedikit lagi dan sampai di conservatory. Cuma karena memang panas ya mau gak mau kita naik shuttle aja deh. Sayang kulit muka hehe..Pulangnya nanti baru Mrs karmi jalan kaki. Pemandangan dari atas bridge sangat indah. Ada apa selanjutnya di Gardens? Baca Part 2 dan Part 3 ya...

Views over Dragonfly Bridge 

Ada patung bayi