Kamis, 25 April 2013

Kartini Cilik Keluarga Karmi..


Momen terbaik di bulan April 2013 bagi keluarga Karmi hadir di minggu ketiga, saat di sekolah Cikal Ceria diadakan perayaan hari Kartini. Beberapa minggu sebelumnya, sekolah sudah memberitahukan melalui edaran bahwa anak-anak diharapkan memakai baju adat, atau baju profesi. Awalnya Mrs Karmi berpikir untuk memilih baju profesi dokter untuk Nasywa, sesuai dengan cita-citanya saat ini. Namun setelah berdiskusi dengan guru PGnya, akhirnya berubah menjadi memakai baju adat Jawa. Beruntung tidak jauh dari rumah ada salon yang memang menyewakan baju adat untuk anak-anak, sekaligus merias dan sanggul. Biayanya murah saja, 85k untuk sewa+dandan. Kalau ingin sewa baju saja cukup 35k.

Momen ini hari Kartini ini sekali lagi  menjadi bukti bahwa anak-anak itu menakjubkan dan kadang melebihi apa yang kita ekspektasikan.  Mrs Karmi sempat ketar ketir khawatir Nasywa tidak mau didandan + disanggul, atau memakai baju adatnya karena risih atau gerah. Lha biasanya potong rambut di salon saja harus penuh bujuk rayu, apalagi ini memakai baju adat satu set. Tapi ternyata, kekhawatiran itu sirna. Berganti rasa syukur dan takjub.

Tepat pukul 6.30 kami meluncur ke salon, sudah ada antrian anak-anak yang semuanya sekolah di Cikal Ceria juga. Sambil menunggu giliran, Nasywa sarapan pagi dulu. Proses dandannya tergolong lancar. Untuk riasan mata agak susah karena bolak balik dikucek oleh Nasywa. Mungkin tidak biasa. Paling semangat saat dipakaikan lipstik dan blush-on. Pemakaian baju juga lancar. Paling sulit saat memakaikan sanggul, karena harus seprot hairspray sana sini, pakai jepit sana sini. Alhamdulillah putri jawa kecil sudah siap sebelum pukul 8.00.







Acara di Sekolah Cikal diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Ibu Kartini dan berkibarlah benderaku oleh seluruh siswa PG-TKA-TKB di area panggung yang telah siapkan. Semua anak semangat bernyanyi sambil mengibarkan bendera merah putih. Heroik banget deh menyaksikan puluhan generasi bangsa berkostum adat dari Sabang-Marauke dengan semangat menyanyikan lagu kebangsaan warisan masa perjuangan.





Acara selanjutnya adalah peragaan busana. Panggung memang sudah disetting layaknya catwalk kecil. Satu demi satu anak-anak PG melenggak lenggok di depan juri dan penonton. Ada yang luwes dan percaya diri bak model, ada yang malu-malu. Nasywa berani berjalan di panggung meskipun terlalu sebentar, hanya hormat dua kali ke juri langsung balik badan. Duh lucunya :)



Sambil menunggu peragaan busana kelas TKA-B, anak-anak PG bebas bermain.
Berpose dulu dengan Mama deh.


Eh ada sepasang pengantin Jawa nih..Nasywa-Abi..Serasinyaa :)

Tidak lupa berpose dengan sahabatnya yang cantik dengan kostum Palembang, Anza..
Namanya anak-anak, berkostum apapun tetap bermain. Termasuk Kartini cilik kami. Untungnya bawahan roknya cukup lebar sehingga tidak menghalangi pergerakan Nasywa.



Waktu pengumuman pemenang pun tiba. Alhamdulillah putri cilik kami dapat piala untuk Harapan Dua. Hebaaat Nasywa :)


Momen spesial ini, tidak lupa diabadikan di studio foto amatir dekat rumah. Gaya Nasywa mengingatkan Mrs Karmi pada masa-masa kecil saat sering memakai baju adat Jawa di kampung halaman. Like mother, like daughter :)

 Sudah lewat tengah hari, namun Nasywa masih betah dengan kostum dan sanggulnya. Benar-benar menakjubkan. Sebagai orangtua rasanya puas sekali saat kita sudah all-out men-support anak. Memberi fasilitas, mendukung, merayu, dll. Menang/kalah itu bukan yang dicari, namun berusaha menyiapkan anak dengan penampilan yang terbaik memberi kepuasan tersendiri bagi orangtua. Sayang Mr Karmi berhalangan hadir karena dinas di Bandung. Tahun depan semoga ada momen lagi ya Ayah sayang, tentunya memakai baju adat padang, daerah asal Mr Karmi.



Rabu, 24 April 2013

Seaworld Indonesia..over-expectation weekend trip..

Akhir pekan pertama di bulan april, The Karmi's kembali meluncur ke pinggiran utara Jakarta. Kali ini kami mengunjungi Sea World. Sesuai namanya, maka kami akan menyelami kehidupan biota air baik air tawar maupun laut dan segala yang ada di dalamnya.Bagi Nasywa juga akan sangat baik bisa melihat dan mengenal hewan-hewan perairan.


Seaworld sendiri berada di wing barat Ancol. Setelah mengurus tiket masuk --kebetulan kami menggunakan voucher diskon dari Disdus-- kami langsung menuju pintu masuk . Pengunjung dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam, sehingga segala perbekalan tempur yang sudah disiapkan dari rumah harus dititip di loker. Tangan kiri kita akan distempel oleh petugas di pintu masuk, sehingga kita bebas keluar masuk dalam hari yang sama.
Kesan pertama yang tergambar begitu masuk adalah gelap, dan penuh. Seluruh ruangan gelap. Seharusnya tidak masalah jika aquarium tempat ikan-ikan berada dibuat seterang mungkin. Namun akuariumnya sendiri hanya diterangi seadanya, dengan air yang tidak jernih. Pada saat kami masuk sedang ada atraksi feeding time di salah satu kolam --ikan duyung--, namun karena saking padatnya penonton sehingga kami tidak bisa melihat. Air kolam ikan duyung juga menjadi keruh sewaktu dan setelah acara feeding itu sehingga sama sekali tidak bisa dilihat.







Yang paling menarik mungkin hanyalah terowongan kaca yang memungkinkan kita berjalan di tengah-tengah ikan yang berseliweran di sekitar kita. Ikan pari tiba-tiba melintas di atas kita. Atau serombongan ikan sejenis tuna putih yang bolak balik di samping kita. Ada ban berjalan yang bisa mengantarkan kita dari ujung awal sampe akhir terowongan. Saking hanya terowongan ini yang menarik, kami sampai dua kali balik melewati terowongan ini. Selain terowongan, ada juga touchpool, kolam  dimana kita bisa menyentuh kura-kura dan babyshark. Bersebelahan dengan terowongan aquarium, ada beberapa studio film. Saat kami datang sedang diputar film hitam putih tentang kehidupan laut, dalam bahasa Inggris yang kurang jelas. Cuma sedikit penonton yang duduk di studio, itupun bukan untuk melihat film, melainkan untuk beristirahat duduk dan mengobrol. Sangat disayangkan. Coba kalau filmnya lebih baru, berwarna warni cerah, atau sekalian film animasi seperti "Finding Nemo" mungkin akan lebih menarik penonton.
Masih di lorong yang sama, ada semacam tempat pameran ikan-ikan purba, dan beberapa ikan dan biota laut ukuran gigan.

Di lantai dua, melalui tangga di sebelah touchpool, terdapat perpustakaan yang lagi-lagi perlu dikritik karena koleksinya terbatas, dan tidak terawat. Kedua penjaga perpustakaan juga lebih asyik bermain dengan komputernya daripada berinteraksi dengan pengunjung. Mereka tidak peduli terhadap lalu lintas manusia yang memasuki ruang kekuasaannya. Dari lantai atas, kita bisa melihat kolam besar yang ternyata merupakan tempat ikan-ikan yang kita lihat di terowongan tadi. Nasywa sangat tertarik dengan lukisan ikan-ikan yang glowing in the dark sepanjang tangga turun dari lantai dua. Kami sampai harus diseret-seret bolak baik ke lantai dua ini hanya demi Nasywa bisa merasakan efek naik turun tangga ditemani ikan-ikan bersinar yang menyinari gelapnya ruangan.



Sebagian besar waktu dalam kunjungan kami dihabiskan di souvenir shop yang penuh dengan boneka-boneka binatang laut yang menggemaskan. Ada lumba-lumba, mermaid, ubur-ubur, singa laut dll. Nasywa menjatuhkan pilihan pada boneka lumba-lumba pink yang memeluk anaknya. Pilihan yang sangat imut dear :)


Secara keseluruhan, kami tidak puas dengan kunjungan kami ke Sea World. Seingat Mrs Karmi, duluuu sekali pernah kesini, mungkin waktu SMP. Ternyata tidak banyak perubahan atau penambahan yang terjadi selama kurun waktu yang relatif lama. Sangat disayangkan sekali.


















Jumat, 05 April 2013

menikmati kuliner susu di Cimory Riverside..

Melanjutkan perjalanan short trip keluarga Karmi, kami mampir ke Cimory  Riverside. Ini merupakan outlet baru Cimory yang letaknya tidak jauh dari Cimory lama. Kalau Cimory lama lebih menyajikan mountain view, mana sesuai namanya Cimory Riverside menyuguhkan panorama pinggir sungai. Letak Cimory Riverside ini masih di sebelah bawah Puncak, patokannya tidak jauh dari plang Unilever Training Centre. Kira-kira 100 meter di kanan jalan. Parkirannya cukup luas sehingga lebih nyaman daripada outlet lama. Lebih baik datang agak pagian, tidak terlalu dekat dengan jam makan siang, karena suasana masih sepi dan kita bisa lebih mudah mendapatkan tempat atau foto-foto.

Kegiatan pertama adalah foto-foto pastinya. Terdapat ikon sapi moo di depan pintu masuk. Sangat cocok untuk foto hehe.






Sebelah kiri dari pintu masuk adalah restoran, sementara sebelah kanannya adalah supermarket. Pemandangan sungai andalan mereka bisa dinikmati melalui restoran. Tidak perlu makan di restorannya untuk bisa menikmati semua fasilitas mereka kok. Cukup membeli yogurtnya saja juga boleh. Kemarin kami juga tidak makan karena perut masih kenyang. Trik hemat ala ibu-ibu makan dulu sebelum ke Cimory hehe.

Hamparan taman yang tertata rapi dan sungai berbatu dengan air yang jernih memukau kami. Indah banget. Bersih, hijau, tertata. Suara gemericik air bener-bener menenangkan. Seru juga ternyata ada tempat seperti ini di Puncak. Bagi yang bersantap di restoran, lebih baik memilih tempat di yang paling luar, dengan pemandangan langsung ke sungai.

Kali ini The Karmi's memilih outfit warna biru baik jeans maupun kaos polo. Biru yang damai.

 Waktunya Mrs Karmi berpose. smileeee mom :)
 Sang ayah tidak mau ketinggalan rupanya :)


 Nasywa kemana? Tentu saja langsung kabur ke playground. Arenanya cukup besar dan beragam. They enjoyed their play time here :)

 Puas bermain, kami bersantai di restorannya. Sekadar menghangatkan perut, kami memilih milk bakpao hangat, gorengan tahu susu, dan tentu saja yoghurt. Selanjutnya kami berbelanja dua bapak ini setia menanti.
Selain yogurt banyak olahan susu lainnya seperti susu segar --favorit kami rasa coklat--, milk bakpao, ada juga sosis dan olahan daging. Tidak lupa oleh-oleh khas tanah priangan seperti aneka keripik. favorit kami keripik kentang putih. Kriuk Kriuk..



 Gadis kecil kami dengan mandirinya berbelanja sendiri. Mendorong troli, memilih barang-barang yang diinginkannya, dan membayar di kasir. Tentu saja yang membayar bundanya hehe. Good job dear :)
 


Setelah puas menghabiskan waktu di Cimory Riverside, rencananya kami akan naik lagi ke atas. Tapi ternyata jalur naik luar biasa macet. Maka kami mengakhiri perjalan ini lebih cepat. Cimory Riverside benar-benar recommended untuk dikunjungi untuk alasan tempat, pemandangan, playground dan kuliner susu.

Short Trip to Puncak..

Baru nyadar kalau bulan lalu adalah bulan paling males nulis di blog. Padahal masih bulan ketiga di tahun ini. Mana-mana target nulis blog 100 post dalam setahun. Fiuuuh. Oke selesai malas-malasannya. Mari kita semangat lagi..

Berikut adalah cerita tentang jalan-jalan dadakan keluarga Karmi ke Puncak pada akhir Maret. Kalau urusan pergi-pergi kadang yang dadakan justru akhirnya jadi dan malah berkesan. Walaupun singkat, entah kenapa short trip kali ini terasa menyenangkan.

 villa yang hijau dan adem
Sebenarnya rencana ngadem di Puncak sudah ada sejak sebulan sebelumnya. Lama amat? Iya lah gimana tidak, pemesanan rumah istirahat milik kantor Mrs Karmi dilakukan H-30, pagi-pagi buta dan berebutan. Pas jam 07.00 theng saat sistem pemesanan dibuka berebutanlah orang-orang memesan. Alhamdulillah dapet juga. **thanks to Mr Hendy atas kebaikannya memesankan rumah istirahat untuk kami.

Ancaman batal lagi-lagi datang dari Mr Karmi, yang tiba-tiba ada acara kantor --di hari Sabtu, seharian pula--. Penuh ketidakpastian deh pokoknya. Alhasil anggota rombongan mulai tercerai berai dan tersisa kami berempat --Mr, Mrs Karmi, Nasywa, Mbak Zemah--. Garing habis kan cuma berempat gitu berasa pindah tempat tidur doang. Yang mengharukan adalah niat Mr Karmi yang kekeuh ingin mengajak anak dan istrinya jalan-jalan sebelum menjalani masa OJT di cabang mulai 1 April. Meskipun mesti kerja dulu, Mr Karmi tidak mau membatalkan rencana kami. Alhamdulillah di detik-detik terakhir kami dapat tambahan rombongan tetangga kami, teman main terbaik Nasywa, Aurel dan Ayah Bundanya. Yiiiiipiiiiee.
ada ayunannya juga lho..

Kami meluncur ke Puncak bakda sholat Isya di hari Sabtu Malem. Kondisinya sedang hujan gerimis. Ternyata hujan gerimis itu justru membuat jalanan ke Puncak lengang, tidak macet seperti biasanya malam minggu. Dari Cimanggis ke villa di Megamendung hanya dibutuhkan waktu kurang dari satu jam. Sesampainya di villa dan unloading barang-barang, kami meluncur kembali ke arah atas. Niat awalnya mau ke Masjid Attawun yang merupakan ikon Puncak dan viewnya paling bagus. Apa daya parkirannya sudah sangat penuh, sampai di pinggir-pinggir jalan. Akhirnya kami lanjut ke atas, dan melipir di warung-warung pinggir jalan. Berjajaran dengan warung sate kiloan PSK yang termasyur itu. Wangi satenya menggoda sekali, tapi kami sudah makan malam sehingga hanya berniat menikmati jagung bakar di warung sederhana di sebelahnya.

Gadis yang beranjak besar--Nasywa dan Aurel--

Meskipun hanya warung sederhana, ternyata jagung bakarnya enak juga. Jagungnya muda, manis, dan pas rasa. Dinginnya malam terasa hilang dibunuh hangatnya wedang ronde dan kopi susu. Kedua gadis kecil kami semangat sekali melewatkan malam sambil memandang lampu lampu kota nun jauh di bawah sana. Tidak terasa lewat tengah malam baru kami beranjak pulang. Oh ya, bagi yang ingin melewatkan malam di Puncak, jangan lupa memakai pakaian hangat ya..terutama untuk anak-anak.




Keesokan paginya, hal pertama yang dilakukan para gadis adalah nyemplung ke kolam renang. Tidak sempat berganti dengan baju renang hehe. Air kolam jernih dan hangat. Anak-anak sangat senang menikmati air. Sepertinya anak-anak dan air memang diciptakan sebagai jodoh yang tidak terpisahkan, saling mencintai dan bahagia :)



Para ayah selalu jadi andalan untuk acara berenang. Kali ini kedua gadis menaiki "ikan paus" dan berlomba :)


Matahari mulai meninggi saat anak-anak puas berenang. Selesai sarapan , kami beranjak meninggalkan villa. Liburan yang sangat singkat tapi berkesan. Terimakasih Mr Karmi atas kegigihannya memaksa short trip ini. We really enjoy this trip :)